KABUPATEN SERANG, biem.co – Penutupan sejumlah jaringan irigasi dampak dari proyek normalisasi Bendungan Pamarayan di Kecamatan Cikeusal, Kabupaten Serang berimbas terhadap ribuan hektar tanaman padi di tujuh kecamatan yang terancam puso akibat kekurangan pasokan air.
Berdasarkan informasi, penutupan saluran irigasi akan berlangsung selama tiga bulan kedepan.
Untuk menghindari kerugian besar, sejumlah petani dari beberapa kelompok tani mendatangi Kantor Dinas Pertanian Kabupaten Serang, Rabu (24/07/2019).
Para petani ini meminta pemerintah daerah untuk melakukan upaya mediasi dengan pihak perusahaan yang menangani proyek ini agar membuka saluran irigasi selama musim tanam.
Hamid, salah seorang petani asal Kecamatan Pontang mengaku terlanjur menanami sawahnya dengan modal sekitar Rp7-10 juta rupiah, meski musim kemarau.
“Karena berharap masih ada saluran irigasi dari Bendungan Pamarayan. Tapi, satu bulan pasca penanaman, seluruh jaringan irigasi justru mengering karena ditutup oleh adanya proyek normalisasi ini,” ujarnya.
Sementara itu, menurut Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Serang Zaldi dhuhana, dari total 14 ribu hektar lahan pertanian, 8 ribu hektar diantaranya terancam puso karena kekurangan pasokan air.
“Kami tidak dapat berupaya lebih jauh karena penutupan jaringan irigasi ini telah disepakati oleh petani sebelumnya,” terang Zaldi.
Menurut Zaldi, untuk menghindari kerugian besar antara petani dan perusahaan, pihaknya mengaku akan melakukan upaya mediasi kembali dengan menghadirkan pihak terkait untuk mencarikan solusi penanganan masalah tersebut. (firo/red)