PROVINSI BANTEN, biem.co — Fenomena kekeringan pada musim kemarau di Provinsi Banten masih dalam kategori normal, sesuai perkiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Hal demikian dikatakan Kepala Dinas (Kadis) Pertanian Provinsi Banten, Agus M Tauchid S.
Agus menyampaikan, menurut data pada tanggal 10 Juli lalu yang terdampak kekeringan di Banten itu sebesar 10.662 hektar dengan status sampai saat ini belum ada yang puso atau tidak mengeluarkan hasil.
“Saat ini yang berstatus ringan sebesar 6563 hektar, sedangkan yang berstatus sedang itu sebesar 3788 hektar, dan yang berstatus berat 311 hektar,” katanya.
Sedangkan dari 8 Kabupaten/kota se-Provinsi Banten yang paling besar terdampak kekeringan ialah Kabupaten Pandeglang dengan luas 9019 hektar. Kedua terbesar yaitu di Kabupaten Lebak dengan 891 hektar terdampak kekeringan, ketiga Kabupaten Serang dengan 619 hektar dan Kabupaten Tangerang dengan 97 hektar.
“Untuk mengatasi hal itu, Pemprov Banten melalui dinas pertanian menurunkan ratusan pompa air di wilayah rawan terdampak besar seperti Pandeglang dan Lebak,” imbuhnya.
Selain itu, lebih lanjut Agus menjelaskan, ke depan pihaknya akan mengoptimalkan kemampuan pompa yang ada, mengusulkan agar dianggarkan pada APBD untuk pembuatan sumur pantek dan melakukan antisipasi melalui asuransi usaha tanaman padi (AUTP).
“Sebenarnya, sekarang Pemprov Banten sudah mengalokasikan untuk AUTP sebanyak 12ribu hektar tapi yang baru masuk menjadi anggota AUTP hanya total 700 hektar. Karena itu kami mengimbau agar para petani memasukan lahannya untuk diasuransikan, karena jika gagal panen petani akan mendapatkan asuransi sebesar Rp6 juta,” pungkasnya. (Juanda)