KOTA SERANG, biem.co – Sebanyak 11.585 masyarakat Banten yang menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI) mengirimkan uang sekitar 8 miliar selama tahun 2018. Hal tersebut terungkap berdasarkan data yang dikemukakan oleh Kepala Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Serang, Ade Kusnadi.
“Iyah, uang masuk dari pekerja migran di luar negeri mencapai 8 miliar dalam kurun waktu 2018,” ujarnya kepada awak media, Rabu (12/06/219) kemarin.
Nominal tersebut menurut Ade, hanya untuk PMI yang melakukan transaksi pengiriman uang, melalui Bank Negara Indonesia (BNI) Cabang Serang.
“Itu baru dari BNI saja, belum dari Bank lainnya seperti Mandiri, BCA, BRI, atau untuk mereka yang mengirimkan melalui jasa Western Union,” katanya.
Lebih lanjut, Ia menuturkan, hal tersebut belum diakumulasikan dengan PMI yang berangkat secara ilegal. Karena, mereka yang berangkat secara ilegal, tidak terdata di BP3TKI.
“Mereka (PMI) yang berangkat secara ilegal memberikan uangnya secara langsung kepada keluarga. Ada pula yang mengirim dalam bentuk barang. Sehingga tidak terdeteksi uang masuknya,” ungkapnya.
Ade mengatakan dengan banyaknya jumlah uang yang dikirimkan, roda perekonomian di kampung halamannya akan menjadi lebih segar. Karena mempengaruhi daya beli masyarakat yang semakin meningkat.
“Jadi dari uang yang dikirimkan oleh pekerja migran, dapat menggerakkan roda perekonomian di kampung halamannya. Dengan demikian bisa mempengaruhi daya beli masyarakat yang semakin meningkat yang juga berdampak pada pembangunan daerah tersebut,” terangnya.
Oleh karena itu, PMI merupakan pekerjaan yang menjanjikan, tutur Ade.
“Dengan berangkat ke luar negeri, kan terlihat hasilnya. Ada yang jadi rumah, ada yang jadi tanah. Dan harusnya Pemda melihat hal tersebut,” katanya.
Namun demikian, ia tetap mendorong dan mengimabu kepada para PMI, jangan sampai merasa terlalu nyaman bekerja di luar negeri.
“Saya sih berharap, para pekerja migran yang sudah dua atau tiga tahun di luar negeri, dapat berhenti dan melanjutkan berwirausaha di kampung halaman. Gaji yang terkumpul jadikan modal untuk berwirausaha,” pungkasnya. (iy)