KOTA SERANG, biem.co – Bulan Ramadan merupakan bulan yang sangat ditunggu kedatangannya bagi para umat muslim, dimana pada Bulan Ramadhan penuh mengandung keberkahan serta kemuliaan.
Namun di samping itu, kedatangan bulan yang suci ini pun tidak dimanfaatkan dengan baik oleh beberpa pihak. Beberapa pihak tersebut justru lebih memilih untuk menggelandang dan mengemis mengharapkan kebaikan seseorang di bulan Ramadan untuk beramal dengan memberikan sejumlah uang kepada mereka.
Tak terkecuali di Ibu Kota Provinsi Banten yaitu Kota Serang yang mulai diwarnai dengan kemunculan beberapa gelandangan, pengemis (gepeng) yang menghampiri tiap rumah warga dengan menggunakan busana muslim atau pun sebagian dari mereka yang memilih untuk diam di perempatan jalan.
Dengan mengharapkan kebaikan seseorang tersebut, mereka rela menempuh jarak puluhan kilometer dari tempat asal mereka.
Berdasarkan hasil pantauan kru biem dari hari pertama puasa tahun ini, gepeng yang berkeliaran di Kota Serang usianya beragam dari yang muda hingga lansia.
Kru biem juga berhasil menggali sedikit informasi dari 2 anak muda yang berprofesi sebagai gepeng yang melintas dan sempat menghampiri kantor redaksi biem.co di Komplek Perumahan KPPN, Jalan Karya Bhakti Nomor 2A, Kamis, (23/5/2019).
Salah seorang dari 2 anak yang tidak bisa disebutkan namanya tersebut mengaku masih berusia 19 tahun tersebut dan putus sekolah di bangku Sekolah Dasar (SD)
“Kalo umur 19 tahunan, udah ga sekolah dari SD,” ujar salah seorang dari mereka kepada kru biem sambil menundukkan kepala.
Saat kru biem coba bertanya alasan mengapa mereka berdua mengemis, mereka hanya menjawab singkat karena butuh uang.
“Ya kami butuh uang, kalo bisa ngasih sedekah syukur kalo engga pun tidak apa-apa,” ujarnya.
Baca Juga
Berdasarkan pengakuan kedua anak yang mengaku berasal dari Pandeglang, Banten tersebut, kehadiran mereka di Kota Serang tidak ada yang mengkoordinir dengan kata lain atas dasar inisiatif.
Tak lama berselang, gepeng lain juga menghampiri kantor redaksi biem.co. Namun gepeng yang menghampiri bukan anak muda, melainkan seorang ibu berserta seorang anak perempuan berkisar 7 tahunan.
Namun, kali ini kru biem tidak sempat mewawancarai gepeng yang cepat berlalu tersebut. (Iqbal)