CILEGON, biem.co — Kelangkaan bawang putih yang terjadi di Kota Cilegon pada awal Ramadan tahun ini membuat pemerintah mengambil langkah impor untuk memenuhi kebutuhan pasar. Hal tersebut disampaikan Kasubag Tata Usaha Pasar Kranggot Cilegon Aceng Syarifudin, di Kantor UPTD Pasar Kranggot, Selasa (07/05/2019).
Aceng menyebut bahwa pemerintah telah melakukan impor sebanyak 3,6 ton bawang putih dari Cina, Kamis (02/05/2019) lalu. Hal itu dilakukan untuk tujuan operasi pasar.
“Pengiriman itu 3,6 ton, dan sekitar satu jam setengah sudah habis,” kata Aceng.
Dirinya pun mengakui bahwa pihaknya kembali melakukan impor dalam waktu dekat. “Mungkin menunggu jadwal dari Dinas Perdagangan dan Industri Provinsi Banten,” imbuhnya.
Aceng memaparkan, saat ini harga bawang putih lokal berada di kisaran Rp55 ribu per kilogram, sementara bawang impor berada di kisaran Rp30 ribu per kilogram.
“Namun harga Rp30 ribu untuk bawang impor belum terealisasi di tingkat pedagang karena masih kurangnya stok,” ujarnya.
Sementara itu Supina, salah satu penjual bawang putih di Pasar Kranggot Cilegon mengeluhkan kualitas bawang impor dari Cina tersebut. Ia mengatakan bahwa bawang impor tersebut banyak yang sudah rusak.
“Kualitasnya, tuh, jelek. Banyak yang kempes dan banyak juga yang sudah tumbuh tunas,” katanya.
Menurutnya bawang putih lokal memiliki kualitas yang jauh lebih baik daripada bawang impor. Namun ia menyayangkan bahwa harga bawang putih lokal relatif tinggi. Ia berharap kepada pemerintah agar memperhatikan kualitas barang yang akan diimpor.
“Ya, inginnya kualitasnya bagus tapi murah, biar pembeli juga senang,” tandasnya. (arif/red)