biem.co – Sinar matahari telah diketahui manfaatnya bagi mahluk hidup sebagai sumber energi dan pertumbuhan. Namun, sinar matahari pun dapat memberikan efek keracunan. Keracunan matahari hampir mirip dengan terbakar matahari.
Seperti dilansir dari National Geographic, menurut Cybele Fishman dokter kulit bersertifikat asal Amerika, efek yang ditimbulkan karena keracunan matahari lebih berdampak parah. Seperti timbulnya benjolan dan gatal-gatal. Bahkan yang lebih parah, kulit akan mengerut, hitam dan kasar.
Fishman melanjutkan, bahwa gejala lainnya adalah demam, menggigil, mual dan pusing.
Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa aspirin atau krim salep dapat meredakan sakitnya.
“Karena kulit sangat sakit, maka anda biasanya hanya bisa berbaring di tempat tidur”, pungkas Cameron Rokhsar seorang professor klinis dematologis di Rumah Sakit Mount Sinai.
“Dapat juga mengompres bagian yang terbakar dengan air atau susu dingin minum cairan elektrolit dan menggunakan losion pelembab non-alergi dan tanpa pewangi, terutama pada luka bakar”, sahut Fishman.
“Jika kulit melepuh disertai rasa sakit pada badan dan lelah, harus segera mendatangi dokter terdekat,” tambahnya.
Cara mencegah dari keracunan matahari, dapat menggunakan losion sebelum berpergian.
“Pilih losion yang tak hanya mengandung SPF, lebih lanjut carilah losion bertulisakn ‘spektrum yang luas’ pada label,” sahut dokter Fishman.
“Lebih baik lagi, pilih tabir surya yang mengandung kurang lebih enam persen zinc oxide atau titanium dioxide. Keduanya memberikan perlindungan terhadap UVA dan UVB dan tak akan menyebabklan alergi,” lanjutnya.
Jangan lupa gunakan payung dan topi lebar untuk perlindungan yang menyeluruh dan jangan terlalu lama berada di bawah sengatan matahari yang membahayakan. (rai)