JAKARTA, biem.co — Siti Hardiyanti Rukmana, atau yang lebih dikenal dengan nama Tutut Soeharto, mendorong generasi muda untuk senantiasa menyiapkan diri menerima estafet kepemimpinan dengan disiplin dan terus berkarya. Berdisiplin dan terus berkreasi untuk keutamaan negeri, menurutnya akan menjamin kesiapan generasi yang lebih muda menggantikan para seniornya.
“Saya mengimbau, tepatnya mendorong agar generasi muda senantiasa percaya diri, disiplin dan memupuk keinginan untuk selalu berkarya demi bangsa dan negara,” kata Tutut dalam kesempatan konsolidasi para calon anggota legislatif Partai Berkarya di kawasan Menteng, Jakarta, Rabu (27/03/2019).
Sebagaimana diketahui, putri sulung Presiden Soeharto itu tengah menjalani usia 70 tahun atau usia seorang senior yang matang dengan aneka pengalaman hidup dan kenegaraan.
Menurut Tutut, para senior yang kaya pengalaman seyogyanya melakukan apa yang dalam kearifan lokal disebut Tut Wuri Handayani, atau dari belakang senantiasa memberikan dorongan dan kekuatan. Ia menekankan, seorang senior pun seharusnya berlapang dada untuk memberi kesempatan kepada kaum muda membuktikan kemampuan mereka.
”Kalau anak-anak muda itu tidak dipercaya, karena tidak mempunyai pengalaman, lalu sampai kapan mereka memperoleh kesempatan untuk mendapatkannya?,” tanyanya retoris.
Ia mencontohkan apa yang dialaminya saat mendapatkan kepercayaan sebagai kalangan swasta pertama yang membangun jalan tol. Apalagi jalan tol itu merupakan jalan layang dengan topangan sistem beton Sosrobahu karya cipta anak bangsa.
Tutut yang saat itu memilih anak-anak muda di bawah 40 tahun, mulai dari pimpinan proyek, tenaga ahli dan tenaga ahli lapangan sampai pekerja, sempat diragukan keputusannya.
Mereka yang meragukan umumnya bertanya-tanya mengapa dirinya tidak memilih tenaga professional yang lebih senior, melainkan anak-anak muda yang ‘belum punya pengalaman’.
“Mungkin mereka lupa, bahwa tenaga-tenaga profesional itu dulunya juga berangkat dari anak muda yang tidak punya pengalaman,” tukasnya.
Akhirnya jalan layang Tol Cawang-Tanjung Priok itu pun terbangun, dengan mengadopsi teknologi beton karya cipta Tjokorda Raka Sukawati. Terbukti hingga saat ini kondisinya masih kokoh, tegar menahan segala terpaan cuaca.
Dikatakan Tutut, dirinya mengambil risiko dengan memberi kesempatan kepada kaum muda tersebut tak lain untuk menunjukkan identitas diri mereka bahwa mereka pun mampu menjawab tantangan-tantangan yang ada.
“Saya tidak mau melihat generasi penerus kita itu hanya sebatas menjadi penonton atas keberhasilan senior-seniornya, dan tugas para senior menyiapkan kesempatan yang seluas-luasnya bagi junior muda, agar setiap individu, memperoleh kebebasan berfikir dan bertindak, tetapi tetap bertanggung jawab atas kebebasan yang diberikan kepadanya,” terang Tutut. (hh)