biem.co — Apakah sobat biem pernah merasa lebih baik ketika makan banyak setelah merasakan amarah? Dan hal tersebut berulang dan terus berlanjut? Bisa jadi kalian sedang mengalami emotional eating. Beberapa orang merasa lebih baik saat ditimpa masalah setelah mereka mengunyah permen, makan di resto atau ngemil jajanan favorit.
Seperti yang tercantum dalam laporan berjudul Lose Wight dan Keep it Off dari Harvard, kenyataannya terdapat beberapa tempat di otak kita dapat merasa lebih baik setelah makan makanan yang manis. Kasus seperti ini banyak terjadi di lingkungan kita, mencari rasa aman dengan banyak makan.
Banyak hal menjadi penyebab terjadinya emotional eating. Terutama saat emosi bergejolak yaitu sedih, marah, kesal, atau kecewa. Bisa juga akibat masalah yang datang layaknya banyak tunggakan, tekanan pekerjaan, atau masalah percintaan. Karena faktanya, emosi juga dapat mengatur kebiasaan makan.
Kebiasaan melampiaskan emosi pada saat makan tidak bisa dibiarkan. Jika tak dapat mengontrol diri, maka akan timbul penyesalan saat bertambah berat badan yang drastis. Tentu dengan bertambah berat badan, akan timbul faktor stress lainnya yang membuat diri merasa tidak nyaman.
Cara yang efektif untuk tidak terlena dengan emotional eating ini adalah mengalihkannya dengan kegiatan-kegiatan positif. Atau mengalihkan paling tidak selama lima menit dengan berjalan kaki sebentar, ke luar ruangan, menari, berbincang, jalan santai atau mendengarkan lagu.
Kegiatan tersebut mampu mengalihkan kebiasaan buruk dan lapar berlebih. Makin banyak kegiatan yang dilakukan maka semakin baik. Sobat biem juga bisa mempraktikannya dengan melakukan hobi bersama teman-teman.
Jika hal tersebut tak kunjung mencegah emotional eating, sebaiknya mengikuti terapi untuk menghilangkan dan mengontrol stress yang berkecamuk. Tentunya paham bagaimana cara melampiaskannya dengan upaya yang positif. (rai)