BULAN DI LUAR PUISI
liar diksi pijar bakar imaji penyair menggosongkan antologi puisi
potongan koran cetak usang hilang tergulung kabar di serat optik
fantasi pendar televisi
mengendap-endap memusatkan bisa tuannya
dipatuk di leher hujan sebotol beer niralkohol
usai memorakporandakan nasi kucing di Angkringan Minto
dibedahnya perut kampus kuning pisau Deridda dikempitnya
sejak menaiki kereta kayu dari pabrik gula Kumbangsari
berputar menerjang pantai berkarang menyarangkan jazat
riwayat manusia sekarat menggenggam cemas berkarat
di meja kaisar bola judi diputar menggantung pecundang
darah senilai berita rontal di jaring laba-laba hitam
airmata mendanau cekung menghisap cerita perjalanan pangeran bianglala
dijemput salam pengembala domba di padang
menggerimiskan puisi-puisi magis menyihir kota
penuh grafiti bergambar rajah kaki gajah
perang telah menegakkan tiang sendi
gaung marwah meruah melimpah
ribuan ruang ibadah terserak menampung jamaah
Bogor 2018
BULAN DITUSUK PILKADA
sebutir telur bebek pecah di loyang martabak istimewa
porak-poranda usai pesta menjaring selera pojok angkringan Ngayojakartan
martabak manis dilumur creamer taburan serapah terlindas
jejak amarah bebek rawa kehilangan kolam
bermain gundu warna belimbing Semarangan
BOGOR-2018
BULAN MELENGKUNG
di kolam tenang
katak kecil berenang-renang
di langit gerimis membuat sarang
angin bergulung di pasir pantai
di kolam petang sepasang capung bercinta
kecipak air mengiring deru syahwatnya
langit merah membara membakar asmara
bayangan di kolam memanjang hingga bagian terdalam
bulan bulat mengintip cakrawala
di tepi kolam berkasih-kasihan sepasang burung malam
irama sunyi malam makin membenamkan cuaca
larut dalam kegalauan pungguk menghitung cahaya bulan
malam menggenapkan hitungan tasbihnya
peronda mencoba mengetukkan penanda jam
dalam senyap mata merapat menawar mimpi berlarat
lengkung langit gagal menciptakan puisi pelangi
Bogor-2018
BULAN PATAH ARANG
pertikaian dan perhelatan larut
sepasang tangan bersilangan menutup percakapan
sesaat senyap dan sunyi bertarung mimpi
perjamuan dan pesta diunggah
dalam percik lampu warna-warni
menyelipkan belati kianat janji
di ujung jalan sepi ditikamnya
kematian tanpa sakti
bulan menangis di sudut cakrawala
pertikaian sia-sia dan pembunuhan tak berharga
mahkota tumbangkan negeri kehilangan asa
ribuan burung migran meneriakkan caci maki sumpah serapah!
Bogor 2018
BULAN TERSALIB
serentak menumbuhkan jarak
berseberangan dalam perjudian mencari pemenang
padahal sebenarnya kita cuma bersorak-sorai
tanpa kemampuan taktis memenangkan!
bola liar di lapangan rumput palsu
diperebutkan empatpuluh lima menit kali dua
jika perlu diperpanjang dua kali limabelas menit
sampai pada peruluran permainan sudden death
saat satu gol tercipta masuk gawang kiper
Bogor-2018
BULAN BERSARUNG KARDUS
cuaca bergerak lunglai memasuki perkampungan
dijejaki penanda arah kabur di sudut langit
bulan Juni tinggal bayangan sepotong membeku di ujung waktu
puisimu belum tegak lurus dengan laman
bergumul dalam pasir pantai bersama umang-umang patah sayap
terpatuk ombak laut selatan menggelorakan kisah
petualang lazuardi dalam kapal terbang Nabi Nuh bertenaga angin
musim menceraikan serpihan airmata duyung
mitos kegelapan samodra perkasa perawat petaka
sepi memukul-pukulkan bayang kardus terseret gelombang
Bogor-2018
Cunong Nunuk Suraja lahir di Yogyakarta, 9 Oktober 1951, pensiunan pengajar yang sekarang tinggal di Bogor. Buku puisi tunggalnya “My Beloved Nite” 2016, e-mail cnsuraja@yahoo.com dan cnsuraja@gmail.com
Rubrik ini diasuh oleh M. Rois Rinaldi.