Kesehatan

Ini Alasan Mengapa Bayi Menendang di dalam Rahim

biem.co– Mungkin Sobat biem sering mendengar bahwa bayi seringkali melakukan tendangan di dalam rahim. Apakah kalian pernah berpikir mengapa hal tersebut terjadi? Meskipun rahim memiliki ruang yang sempit, menurut para ahli, ternyata tendangan-tendangan tersebut sangat penting untuk kesehatan tulang dan persendian bayi.

Menurut laman livescience.com, janin mulai bergerak di dalam rahim sekitar usia 7 minggu, ketika mereka perlahan-lahan menekuk leher mereka. Saat bayi tumbuh, mereka secara bertahap menambahkan lebih banyak gerakan ke linguistik mereka, seperti cegukan, gerakan lengan dan kaki, peregangan, menguap, dan mengisap jempol.

Kendati demikian, sang ibu tidak akan merasakan gerakan yang lebih besar seperti tendangan dan pukulan sebelum mencapai 16 sampai 18 minggu setelah kehamilannya, ketika bayinya sedikit lebih kuat.

Satu studi, yang diterbitkan pada tahun 2001 dalam jurnal Human Fetal and Neonatal Movement Patterns, menemukan bahwa anak laki-laki mungkin bergerak lebih banyak di dalam rahim daripada anak perempuan. Jumlah rata-rata gerakan kaki jauh lebih tinggi pada anak laki-laki dibandingkan dengan anak perempuan pada 20, 34 dan 37 minggu.

Penelitian ini mengambil sampel hanya 37 bayi, jadi Nowlan dan rekan-rekannya ragu untuk mengklaim ada hubungan antara jenis kelamin dan pergerakan janin.

“Setiap perempuan mengalami sensasi yang sangat berbeda, dan sensasi dapat bervariasi setiap kehamilan,” kata Niamh Nowlan, seorang ahli biologi di Imperial College London.

Umumnya setiap perempuan lebih peka peka terhadap pergerakan anak keduanya dibandingkan dengan anak pertamanya. Nowlan berhipotesis bahwa kejadian ini bisa muncul karena otot-otot rahim lebih lentur setelah kehamilan pertama.

Studi yang dilakukan Nowlan dan rekan-rekannya, yang diterbitkan dalam Journal of the Royal Society Interface pada Januari, menemukan bahwa bayi dalam kandungan tak hanya sekedar menendang.

Pada 15 minggu, bayi juga meninju, membuka dan menutup mulutnya, menggerakkan kepalanya, dan mengisap jempolnya. Beberapa minggu kemudian, bayi akan membuka dan menutup matanya. Tetapi, ibu hanya akan merasakan gerakan besar menendang, meninju, dan mungkin cegukan besar.

Bayi-bayi itu juga melakukan “gerakan pernapasan”. Walaupun bayi tidak benar-benar menghirup udara, ia akan melakukan gerakan yang sama, hanya dengan cairan ketuban. Nowlan menjelaskan bahwa justru bayi yang tidak melakukan gerakan, bisa jadi bermasalah.

Fakta unik lainnya, bahwa bayi dalam rahim pun perlu berolahraga. Riset berusaha mencari tahu apakah bayi mengendalikan gerakannya atau apakah gerakan itu hanya refleks.

“Gerakan awal cenderung murni refleks, tetapi ketika gerakan itu menjadi lebih terkoordinasi, kemungkinan otak mengendalikan berapa banyak dan kapan bayi bergerak,” ujar Nowlan.

“Bayi itu perlu bergerak (di dalam rahim) agar sehat setelah lahir, terutama untuk tulang dan persendian mereka,” katanya.

Nowlan juga menambahkan menggambarkan bagaimana kurangnya gerakan janin dapat menyebabkan berbagai kelainan bawaan, seperti persendian yang lebih pendek dan tulang-tulang tipis yang rentan terhadap patah tulang. (rai)

Editor: Yulia

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Back to top button