KABUPATEN SERANG, biem.co — Kondisi sanitasi sekolah di Kabupaten Serang memprihatinkan, sebab hingga saat ini baru 20 persen sekolah yang sanitasinya memenuhi syarat dan memiliki Mandi Cuci Kakus (MCK) memadai.
Demikian dikatakan Corporate Promotion Cargill Indonesia Agung Baskoro saat ‘Dialog Kebijakan Program Prosper Serang’, Selasa (26/02/19).
“Kondisi tersebut menjadi alasan akhirnya memilih Serang. Selain itu, kita juga ada data menyebutkan bahwa isu soal sanitasi menjadi isu utama,” katanya.
Untuk mengatasi masalah tersebut, dikatakan Agung, pihaknya membuat satu program Promoting a Sustainable and Food Secure World (Prosper) kolaborasi global antara Cargill dan CARE International.
“Program ini lebih ke arah penyediaan air bersih dan toilet di sekolah. Karena memang selama ini banyak anak perempuan saat menstruasi tidak sekolah dan absensinya jadi buruk,” ujarnya.
Lebih lanjut, Agung fokus untuk mengurangi penyakit yang dipicu oleh fasilitas sanitasi yang buruk dan air yang terkontaminasi, juga berperan mendukung intervensi pemerintah dalam pencegahan stunting.
Keberhasilan Program Prosper dikatakan Agung telah diadopsi Pemerintah Kabupaten Serang dengan memperluas cakupan proyek ke 29 sekolah lain di kabupaten ini.
Sementara itu, Vice President Corporate Affairs Cargill Asia Pacific Bruce Blakeman menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Pemerintah Kabupaten Serang dan segenap mitra yang terlibat dalam menyukseskan program Prosper.
Bruce juga berharap agar program yang telah memberikan efek domino positif ini dapat terus berkembang sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh lebih banyak pihak.
Staf Ahli Bupati Serang Bidang Pemerintahan Ida Nuraida mengungkapkan bahwa program yang dijalankan oleh Cargill dan CARE merupakan dukungan yang kuat untuk menjadikan anak-anak Indonesia yang lebih sehat sehingga terbentuk manusia yang produktif untuk bangsanya.
“Pemerintah Kabupaten Serang menilai program ini telah mencapai hasil yang luar biasa sehingga pemerintah setempat berkomitmen untuk memperluas cakupannya ke total 58 SD lainnya hingga tahun 2019,” tegasnya. (Juanda/red)