KOTA SERANG, biem.co – Sukses mengawali kariernya selama 11 tahun 8 bulan menjadi seorang wartawan di beberapa media lokal Banten, kini Ade Jahran sukses menduduki kursi Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Serang.
Pria kelahiran Serang, 17 Mei 1978 tersebut mengaku tidak ada dorongan khusus apapun untuk menjabat sebagai Ketua KPU Kota Serang.
“Kalo saya, sih, ngalir aja sebenernya, tidak ambisius. Ketika temen-temen mendorong saya menjadi ketua, ya, mangga. Mungkin temen-temen melihatnya mampu gitu,” ungkap Ade saat diwawancarai biem.co di kantornya, Senin (28/01).
Dengan kini menduduki posisi Ketua KPU Kota Serang, Ade berharap pihak penyelenggara sendiri dapat bersikap dewasa dalam berdemokrasi.
“Artinya, bagaimana pihak penyelenggara dapat mendidik atau memberi pemahaman kepada orang lain kalau pihak penyelenggara tidak memiliki kedewasaan dalam berdemokrasi. Itu penting menurut saya,” tegasnya.
Namun sebelumnya, pria yang sempat menjabat sebagai Ketua Komisioner Komisi Informasi Banten tersebut sempat ragu menjalani kariernya sebagai seorang wartawan lantaran latar belakang pendidikan jurusan Tarbiyah yang ia jalani dirasa tidak sesuai dengan kariernya sebagai wartawan.
“Dulu awal menjadi wartawan saya sempat ragu, kemudian saya sempat berkonsultasi dengan Pak Rektor STAIN SMH Banten (saat ini UIN SMH Banten). Pak Rektor saat itu menjawab sederhana, ‘itulah pendidikan yang sesungguhnya, pendidikan yang universal, pendidikan yang umum. Justru kalau kamu ngajar di kelas, yang kamu ajar itu hanya siswa-siswa di kelas. Tapi ketika kamu menulis di media, maka bukan hanya siswa yang diajarkan oleh kamu, tapi semua masyarakat, semua warga’,” kisahnya.
“Ini pun sama kita memberikan pendidikan politik kepada masyarakat, tentu di lembaga KPU. Ketika saya di Komisi Informasi Banten saya juga memberikan pendidikan tentang bagaimana keterbukaan informasi publik, karena itu sangat penting sekali bagi masyarakat,” jelas Ade.
Sementara itu, dirinya mengaku sebelum mendaftar di KPU, ia banyak berkonsultasi dengan teman-teman wartawan.
“Ya temen-temen juga merestui,” ujarnya.
Tentu saja, Ade menyebut bahwa jejak kariernya tersebut tidak lepas dari dukungan keluarga besar.
“Meminta doa restu tidak hanya ke orang dewasa, tapi ke anak-anak saya juga,” terangnya.
Banyaknya pihak yang mendukung diakui Ade sebagai modal untuk melangkah menapaki kariernya hingga saat ini.
Pria berumur 40 tahun tersebut juga mengaku memiliki motto hidup yang sangat sederhana. “Bagaimana kita menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain,” ucapnya.
“Karena memang buat apa kita hidup kalau tidak bermanfaat. Saya juga ingin bahwa ilmu yang sedikit juga bisa bermanfaat. Sangat salah kalo ilmu banyak kemudian tidak bermanfaat. Jadi intinya, kita harus bisa bermanfaat untuk orang lain,” tandas Ade.
Ade juga berpesan untuk generasi muda yang ada di Kota Serang dan sekitarnya untuk dapat menjalani hidup dengan ikhlas.
“Ketika bekerja dimana pun, kerjakan dengan ikhlas, kerjakan dengan profesional, kerjakan dengan integritas yang tinggi, aturan main yang dicapai, kalau ada kode etik juga dipakai. Kemudian komunikasi dengan teman-teman sekeliling, senior-senior di kampus, dosen-dosen di kampus, dengan begitu kita banyak wawasan lain ketika banyak bergaul,” lanjutnya.
Sementara itu, sesuai dengan apa yang disampaikan, dirinya mengaku mempunyai mimpi untuk memiliki lembaga pendidikan sendiri.
“Itu yang sampe sekarang belum ada. Kecil-kecil kemarin saya sudah mendirikan Taman Baca masyarakat (TBM). Kedepan saya ingin lebih profesional mengelola lembaga pendidikan formal dan non-formal. Itu udah ada di benak, keluarga juga mendukung,” pungkasnya. (Iqbal)