KABUPATEN PANDEGLANG, biem.co – Siapa yang tak kenal dengan Ustadz Abdul Somad? Ustadz yang fenomenal dengan gaya bahasanya yang tegas ini, memang selalu sukses menyedot banyak orang.
Baru-baru ini UAS, begitu sapaan akrabnya, menjadi penceramah di acara Tabligh Akbar dan Penggalangan Infaq Tsunami Selat Sunda yang sukses digelar. Ribuan masyarakat Pandeglang dan luar kota memadati Alun-alun Pandeglang bahkan sejak sore hari pada kegiatan tersebut.
Adapun kegiatan itu merupakan rangkaian Ulang Tahun Kabupaten Pandeglang ke-145 yang akan berlangsung 1 April 2019 mendatang.
Irna Dimyati selaku Bupati Pandeglang telah mengundang UAS sejak tahun lalu melalui pesan singkat whatsapp. Mengingat kesibukan dakwah beliau, akhirnya beliau baru dapat hadir di awal tahun 2019.
Irna mengungkapkan bahwa dengan hadirnya UAS semoga dapat menjadi pelipur lara masyarakat Pandeglang yang bulan lalu ditimpa musibah tsunami.
“Mudah-mudahan dengan mendengarkan uraian ceramah beliau, akan mengobati duka kita agar bisa terus muhasabah kepada Allah SWT, atas musibah tsunami yang belum lama menimpa kita,” katanya.
Sementara itu UAS mengaku telah sejak lama berkeinginan untuk datang ke Pandeglang tepatnya sejak tahun 2004 silam. Dirinya mengaku sangat mengagumi K.H Abuya Dimyati Cidahu.
“Dari sejak tahun 2004 ingin datang kesini, dan baru terlaksana tahun 2019. Saya ingin kesini karena daerah yang tidak ada bioskopnya, dan merupakan seribu ulama sejuta santri, saya tidak pernah mengira akan disambut ribuan orang,” ungkapnya.
Kondisi alun-alun yang penuh lumpur karena hujan sejak dini hari, tak menyurutkan masyarakat untuk hadir mendengar ceramah dari UAS. Tak hanya warga Pandeglang, bahkan hadir warga dari Lampung, Jakarta, Bogor, dan lain-lain.
Alun-alun Pandeglang penuh sesak bahkan hingga jalan raya sekitar alun-alun. Beberapa ruas jalan pun sempat macet beberapa saat karena ditutup demi lancarnya acara.
Sementara itu dalam tausiyahnya Ustadz Abdul Somad menyatakan bahwa datangnya musibah, karena Allah SWT sayang dengan umatnya.
“Banyak termaktub dalam Qur’an dan hadits Rasululullah SAW menyatakan bahwa jika Allah cinta pada sekelompok orang, maka diuji-Nya. Sama seperti saat menyukai anak kecil, kita cubit pipinya, kita jewer telinganya, kita tarik rambutnya. Semata-mata karena rasa sayang,” tuturnya.
Baca Juga
Lalu dirinya menjelaskan bahwa alasan mengapa saat manusia menuju ke arah yang lebih baik, selalu ada rintangan dan cobaan.
“Saat kita ingin istiqomah, malah sakit. Ingin puasa terus sakit. Hal tersebut karena Allah ingin hapus dosa-dosa mereka. Bukan berarti orang-orang Pandeglang semua berdosa. Justru itu, semua orang yang menganggap dirinya tak berdosa, pada dasarnya dia sedang berdosa. Karena seluruh manusia ditakdirkan sebagai tempat salah dan dosa. Maka dari itu kita diharuskan banyak meminta ampun. Rasullullah saja yang sudah pasti masuk surga, namun dirinya tak henti beristigfar sehari semalam. Apalagi kita yang tak ada kepastian akan masuk surga,” tegas pria kelahiran 18 Mei 1977 ini.
Setelah selesai acara, diumumkan infaq shadaqah yang terkumpul dari hasil penggalangan dana para relawan yang berkeliling, terkumpul sebesar Rp115.674.000 dan 100 real. (rai)