biem.co – Pada Rabu lalu, Bogor didatangkan oleh dua tokoh besar dari negeri Islam, yakni Tokoh Gaza Palestina, Dr. Abdurrohim Syihab bersama tokoh asal Turki, Dr. Ali Erdogan di Komplek Pondok Pesantren Al-Fatah yang berpusat di Desa Pasir Angin, Kecamatan Cieungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Dalam kunjungan yang diterima langsung oleh KH. Yakhsyallah Mansur itu, Syihab mengatakan, kedatangannya dalam rangka berbagi informasi kepada masyarakat Indonesia seputar kondisi terkini Palestina seperti di Jalur Gaza, Tepi Barat dan Al-Quds yang di dalam terdapat Masjid Al-Aqsa.
“Al-Quds adalah sebuah kota yang di dalamnya terdapat Masjid Al-Aqsa. Maka penting bagi kaum Muslimin di manapun berada memiliki rasa keperdulian, perhatian Al-Quds. Tidak perduli terhadap Masjid Al-Aqsa berarti sama saja tidak perduli terhadap agama yang kita miliki,” kata Syihab dalam perbincangannya dengan jamaah salat Magrib di Masjid At-Taqwa seperti dilansir dari Islampos.
Masjid Al-Aqsha adalah tempat suci ketiga bagi umat Islam setelah Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Masjid ini juga pernah dijadikan sebagai kiblat pertama bagi kaum Muslimin pada zaman Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Ia menegaskan, dari semua keutamaan itu, penting bagi kaum Muslimin memiliki kepedulian terhadap Al-Quds yang di dalamnya terdapat Masjid Al-Aqsa.
Dalam beberapa tahun terakhir, Israel terus berusaha merebut Masjid Al-Aqsa dari tangan kaum Muslimin. Israel juga terus melakukan penjajahan terhadap Palestina sejak terjadinya peristiwa Nakbah pada 1948 lalu. Bentuk-bentuk penjajahan itu berupa pengerusakan dan penggalian di bawah Masjid Al-Aqsa sehingga terdapat beberapa bagian yang mengalami keretakan. Selain itu, Israel juga gencar melakukan tindakan yahudisasi di sejumlah situs suci kaum Muslimin yang berada di sana.
Syihab merinci, sekitar 80 persen orang di Palestina menderita, 60 persen warga Gaza jatuh miskin akibat blokade yang dilakukan Israel. Akibat perang itu, sekitar 75 persen warga-warganya menjadi pengangguran.
Syihab kemudian mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Indonesia, khususnya umat Islam di Shuffah Cileungsi yang telah memberikan bantuan berupa moril, materi, tenaga, dan membantu menyelesaikan permasalahan yang ada di sana. [uti]