KABUPATEN LEBAK, biem.co — Pendaftaran relawan demokrasi di Lebak sangat minim sosialisasi dan waktu pendaftarannya cukup singkat, walhasil yang mendaftar didominasi oleh daerah tertentu, padahal beberapa kecamatan lain banyak yang berminat mendaftar.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Aliansi Pendidikan Demokrasi untuk Rakyat, Fikram Al-Bantani, dalam rilis yang diterima biem.co, Kamis (17/01).
Menurutnya, relawan demokrasi hanya diisi oleh kelompok tertentu yang punya kedekatan dengan penyelenggara pemilu.
“Bagaimana mungkin menghasilkan relawan yang handal, jika pada prosesnya sudah terindikasi tidak transparan dan hanya mengakomodir kelompok tertentu,” tandasnya.
Diektahui, relawan demokrasi ini akan terbagi dalam sebelas basis, meliputi basis keluarga, pemilih pemula, pemilih muda, pemilih perempuan, basis penyandang disabilitas, pemilih berkebutuhan khusus, basis marjinal, komunitas, keagamaan, dan relawan demokrasi itu sendiri.
Fikram menambahkan, relawan demokrasi yang sejatinya akan menjadi mitra KPU dalam sosialisasi dan pendidikan pemilih di Kabupaten Lebak justru terkesan direkrut secara asal-asalan seolah hanya untuk menggugurkan perintah saja.
“Padahal mereka nantinya akan mendapat tugas mulia dan berat, yakni turun melakukan sosialiasi ke masyarakat sesuai dengan basisnya,” tegasnya.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa relawan diwajibkan untuk memberikan informasi terkait pelaksanaan pemilu, agar proses pemilu berkualitas, partisipasi pemilih dan kepercayaan publik terhadap demokrasi meninggkat.
“Pertanyaannnya, bagaimana mungkin itu bisa dilakukan sementara rekruitmennya saja asal-asalan dan seolah tanpa perencanaan matang,” pungkasnya. (Juanda)