SUKABUMI, biem.co – Melalui keterangan resmi yang diunggah dalam website resminya, Badan Geologi (BG) Kementerian Sumber Daya Mineral (KESDM) tanggapi gempa bumi yang terjadi pada Selasa (09/01) pukul 16:54 WIB.
Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pusat gempa bumi berada pada koordinat 7,85°LS dan 106,48°BT (113 km sebelah Barat Daya Sukabumi, Jawa Barat), dengan magnitudo 5,4 SR pada kedalaman 10 km.
Sedangkan, berdasarkan informasi dari The United States Geological Survey (USGS), Amerika, pusat gempa bumi berada pada koordinat 7,750°LS dan 106,525°BT dengan kekuatan 4,2 SR pada kedalaman 65,7 km.
Berdasarkan tatanan tektonik, perairan selatan Jawa dipengaruhi oleh zona tunjaman lempeng Indo-Australia ke bawah lempeng Eurasia, sehingga memberikan kontribusi tektonik di laut maupun di daratan Pulau Jawa.
Wilayah di sekitar pusat gempa bumi disusun oleh batuan sedimen berumur Tersier dan batuan gunungapi berumur Terasier hingga Kuarter. Batuan Tersier yang terlapukan serta batuan berumur muda pada umumnya bersifat urai dan dapat mengamplifikasi guncangan gempa bumi.
Menurut keterangan resmi tersebut, disebutkan bahwa penyebab gempa bumi berdasarkan lokasi pusat gempa bumi dan kedalamannya (65,7 km; USGS) yang berada pada jalur kegempaan (Zona Benioff), gempa bumi berasosiasi dengan aktivitas penunjaman Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia.
Dampak dari penunjaman Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia adalah guncangan gempa bumi dirasakan di Pos Pengamatan Gunung Salak (Kec. Cicuruk, Kab. Sukabumi), Gunung Gede (Kec. Cipanas, Kab. Cianjur), Gunung Tangkuban Parahu (Ciater, Kab. Subang) dan Gunung Guntur (Kec. Tarogong Kaler, Kab. Garut) dengan intensitas II MMI (Modified Mercalli Intensity).
Sementara itu, berdasarkan BMKG, guncangan gempa bumi dirasakan di Sukabumi dan Pelabuhan Ratu dengan intensitas III MMI, di Bandung sebesar II-III MMI, di Pangandaran, Lembang, Cibareno dan Lebak dengan intensitas II MMI.
Gempa bumi tersebut tidak menyebabkan tsunami, karena meskipun berpusat di laut, namun energinya tidak cukup kuat untuk menyebabkan deformasi di bawah laut. Hingga tanggapan ini dibuat oleh BG, belum ada informasi mengenai kerusakan yang diakibatkan gempa bumi ini.
Kendati seperti itu, masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan mengikuti arahan serta informasi dari pemerintah daerah dan BPBD setempat.
“Jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami. Masyarakat juga harus tetap waspada dengan kejadian gempa susulan, yang diharapkan berkekuatan lebih kecil,” tegas Badan Geologi dalam keterangannya. (Iqbal)