KOTA SERANG, biem.co — Tembok pembatas perumahan Widya Residence, Kelurahan Panggungjati, Kecamatan Taktakan kembali ambruk pada Kamis pagi (03/01) sekira pukul 08.00 WIB. Kali ini, tembok yang ambruk panjangnya sekira 15 meter.
Tembok pembatas tersebut sudah mengalami ambruk sebanyak tiga kali. Kondisi ini membuat resah warga perumahan Queen Garden yang letaknya bersebelahan/menjadi pembatas dengan proyek Widya Residence.
Aditya, warga Queen Garden menjelaskan, tembok tersebut diduga ambruk karena tidak kuat menahan beban tanah urukan yang terus-menerus diguyur air hujan.
“Pas jebol itu habis hujan. Sejak akhir Desember sampai awal Januari kan hujan terus, kemungkinan beban tanah urukan semakin berat karena diguyur hujan, dan tembok penahannya (memang) tidak kuat, jadi ambruk,” terangnya, kepada biem.co.
“Kami sangat bersyukur karena dinding ambruk bukan pada titik yang berdiri rumah warga. Yang ambruk itu pas di lahan kosong, belum dibangun rumah. Tapi kita was-was, apalagi sudah masuk musim hujan. Setiap turun hujan, hati kami tidak tenang, mau tidur juga tidak tenang, khawatir. Semoga saja tidak terjadi di area yang berdiri rumah warga,” imbuhnya.
Warga lainnya yang enggan disebutkan namanya menilai, pengembang perumahan Widya Residence asal-asalan dalam membangun tembok pembatas. Pasalnya, dinding penahan urukan tanah setinggi tiga meter yang jebol itu hanya dibuat dengan pasangan bata yang menempel langsung pada dinding rumah warga Queen Garden.
“Mereka bangun dobel bata. Seharusnya dibuat Tembok Penahan Tanah (TPT) atau turap dengan ketebalan yang memenuhi standar secara kajian konstruksi. Saya miris, masa pengembang perumahan yang sudah terkenal kok membangun asal-asalan. Apakah mereka enggak punya tim ahli yang punya ilmu di bidang teknik konstruksi? Harusnya kan dikaji dengan matang, sehingga menimbulkan rasa aman kepada warga Queen Garden yang sudah dulu ada,” jelasnya.
Warga mendesak manajemen Widya Residence untuk segera memperbaiki sistem pekerjaan konstruksinya, terutama pada lahan yang diuruk tanah dan berbatasan dengan area perumahan Queen Garden.
“Jadi lahan mereka nempel langsung dengan dinding belakang rumah warga Blok D. Kalau dinding itu jebol, bisa bahaya. Makanya harus dibuat turap, tapi maju minimal satu meter, tidak menempel langsung ke rumah warga. Sisa lahannya nanti bagaimana? Ya itu biarin aja, kasih aja jalur air masuk ke area perumahan Queen Garden. Saya yakin aman. Yang penting posisi genteng rumah tidak mengarah ke lahan sisa itu. Jadi ketika hujan, tidak ada air hujan dari genteng rumah warga yang jatuh ke situ,” tandasnya.
Warga mengancam akan melaporkan masalah tersebut ke Walikota Serang, Syafrudin dan pimpinan DPRD Kota Serang, jika pengembang Widya Residence mengabaikan keselamatan warga dan tidak mendengar aspirasi warga.
“Kalau mereka masih ngeyel, kami akan lapor (audiensi) ke walikota dan dewan. Kita minta proyek Widya disetop, dan minta agar izinnya dicabut,” ujarnya.
Sementara itu, M Caslan, Pimpinan Widya Residence ketika dikonfirmasi biem.co mengaku langsung memperbaiki tembok pembatas yang ambruk tersebut.
“Oh itu langsung dikerjain,” jelasnya.
“Konstruksinya udah diperbaiki, rencananya pakai besi ya lihat aja nanti konstruksinya. Bapak boleh tanya ke Pak Imam. Dia manajer proyeknya,” tambahnya.
Ketika ditanya terkait kelengkapan perizinan proyek perumahan seperti analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal), izin lingkungan, dan lainnya, Caslan enggan menjawab dan langsung mematikan telepon selulernya.
“Maksudnya apa kok sampai ke perizinan,” singkatnya sambil mematikan telepon genggamnya. (Iqbal/red)