biem.co — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) melalui Badan Geologi (BG) bidang Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menanggapi gempa bumi yang terjadi di Perairan Barat Aceh pada 1 Januari 2019 pukul 18:55 WIB.
Berdasarkan informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pusat gempa bumi terletak pada koordinat 94,49° BT dan 5,47° LU, dengan kekuatan M5,1 pada kedalaman 14 km, berjarak 93 km baratdaya Banda Aceh.
Provinsi Aceh bagian utara dan barat merupakan wilayah yang berdekatan dengan pusat gempa bumi. Dalam keterangan BG pada websitenya menyebutkan, wilayah tersebut disusun oleh batuan karbonat dan batuan terobosan Pra-Tersier, batuan sedimen berumur Tersier, serta batuan gunungapi dan sedimen berumur Kuarter.
“Batuan Tersier yang telah mengalami pelapukan dan batuan Kuarter pada umumnya bersifat urai, lepas, belum kompak sehingga bersifat memperkuat efek guncangan gempa bumi,” jelas BG, Rabu (02/01).
BG juga menyebutkan, berdasarkan lokasi pusat gempa bumi dan kedalamannya, gempa bumi diperkirakan berasosiasi dengan aktivitas Zona Sesar West Andaman.
Seperti diketahui, guncangan gempa bumi dirasakan di Banda Aceh dengan intensitas II Modified Mercalli Intensity (MMI). Gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami, karena energinya tidak cukup kuat untuk menyebabkan deformasi di bawah laut.
Sedangkan, hingga tanggapan ini dibuat oleh BG, belum ada informasi kerusakan yang diakibatkan gempa bumi yang mengguncang Provinsi Aceh bagian utara dan barat.
BG mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD setempat. Masyarakat juga harus tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan, yang diperkirakan berkekuatan lebih kecil.
“Jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami,” terang BG pada keterangan tertulisnya. (Iqbal)