KOTA SERANG, biem.co – Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Republik Indonesia melalui Direktorat Navigasi Penerbangan membangun sistem informasi untuk memantau aktivitas Gunung Anak Krakatau. Sistem informasi tersebut yakni Integrated Webbased aeronautical Information System Handling (I-WISH).
“Dalam sistem ini, stakeholder menyampaikan informasi yang dikuasai terkait tugas dan fungsi serta kewenangannya dalam hal penanganan abu vulkanik atau yang lebih dikenal dengan CDM (Collaborative Decision Making),” kata Kepala Bagian Kerja Sama dan Humas Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Sindu Rahayu dalam keterangan resmi tertulis yang diterima biem.co, Rabu (02/01).
Sementara itu, Dirjen Perhubungan Udara, Polana B. Pramesti meminta jajarannya untuk intensif memonitor secara berkala sebaran abu vulkanik Gunung Anak Krakatau dan selalu berkoordinasi dengan pihak terkait.
“Operasional di bandara terdekat masih berjalan normal, namun saya tetap minta untuk memonitor selalu informasi yang disampaikan baik dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), BMKG maupun dari source lainnya juga aplikasi I-WISH,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Polana meminta pihak Airnav Indonesia untuk bisa mendistribusikan informasi tersebut melalui NOTAM kepada airlines dan bandara.
Diketahui, sebelumnya pengalihan dan re-route penerbangan sempat dikeluarkan pihak Airnav Indonesia melalui NOTAM A5440/18 perihal Penutupan dan Reroute akibat sebaran abu vulkanik dari Gunung Anak Krakatau. Akan tetapi hal itu dilakukan hanya beberapa saat seiring dengan menurunnya aktivitas gunung tersebut. (HH)