CILEGON, biem.co — Sukulen merupakan tanaman yang bukan asli Indonesia, hanya saja oleh petani Indonesia mulai dibudidayakan, sehingga banyak hibrit-hibrit baru yang lahir di Indonesia.
Sukulen merupakan kelompok besar dari kaktus, howertia, sanseviera, aloevera, gastria, yang rata rata berasal daerah tandus seperti Afrika dan dataran Brazil.
Sugito Bayu Cahyono (52) merupakan salah satu pembudidaya sukulen dari Cilegon. Gito—sapaan akrabnya—mempelajari sukulen, khususnya sanseviera yang merupakan tanaman anti radiasi.
Sanseviera, tanaman hias ini mampu mengatasi efek rumah kaca dan tumbuh dengan baik di dalam ruangan. Tanaman ini pun mampu mengatasi sick building syndrome, atau keadaan ruangan yang tidak sehat karena tingginya konsentrasi gas karbondioksida, nikotin dari rokok, dan penggunaan pendingin ruangan.
Meski terdengar mudah, perawatan sukulen nyatanya membutuhkan kesabaran. Dalam beberapa kasus, sukulen tiba-tiba dapat berangsur layu atau membusuk bahkan tanpa disadari.
“Kita bisa beli, belum tentu bisa merawat. Masing-masing tanaman ini punya karakteristiknya sendiri. Ada yang pengennya panas sekali, ada yang pengennya agak teduh, ada yang nggak doyan air, kalau dihujanin bisa mati,” ujar Gito kepada biem.co.
Gito menjelaskan, sansevieria merupakan tanaman hias yang tidak rakus air, sehingga penyiramannya pun tidak perlu dilakukan setiap hari.
“Diletakkan di tempat terbuka dengan paparan sinar matahari. Penuh penyiraman cukup dilakukan 3 hari sekali, untuk tanaman yang ditempatkan di dalam ruangan penyiraman dapat dilakukan seminggu sekali dan dijemur,” jelasnya.
Seperti tumbuhan pada umumnya, sansevieria perlu dirawat untuk menghindari serangan penyakit atau hama. Berikut cara merawat sansiviera, seperti dijelaskan Gito:
Penyemprotan Fungisida
Jika muncul bercak bertitik-titik dan mengering, Gito menyarankan untuk melakukan penyemprotan fungisida ke seluruh bagian tanaman. “Jika serangan meluas, potong daun yang terserang dan pisahkan,” tutur Gito.
Penyemprotan Insektisida
Menurut Gito, hama yang menempel pada pangkal daun pipih berwarna putih (seperti biji wijen) akan menyerap cairan tanaman yang dapat mengganggu pertumbuhan.
“Dan jika dibiarkan, maka tanaman akan mati. Semprot dengan larutan insektisida,” imbuhnya.
Memelihara Kelembaban Tanaman
Mengukur tingkat kelembaban sansivier dinilai cukup penting. “Kita lihat, kita ukur, kita masukkan jari tangan kita ke medianya. Kalau masih lembab, cukuplah untuk kita tinggal pergi satu minggu. Tapi kalau medianya terasa panas, maka hanya mampu bertahan ditinggal satu hari. Jika sudah begini, sebelum pergi siram dulu,” pungkas Gito. (mega/red)