CILEGON, biem.co — Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Anti Korupsi dan Anti Dinasti Korup menggelar aksi refleksi Hari Anti Korupsi Internasional di Landmark Kota Cilegon, Selasa (11/12).
Aksi yang digelar oleh Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kota Cilegon dan Gerakan Mahasiswa Cilegon (GMC) bertujuan mengingatkan bahwa korupsi masih menjadi bagian yang merongrong demokrasi dan mematikan masyarakat kecil yang tidak tahu apa-apa.
“Korupsi pencerminan sebagai penodaan demokrasi politik. Saya artikan sebagai praktik politik yang meletakkan orang kuat lokal yang hasil perselingkuhan tak suci antara politisi daerah, birokrat daerah dan pengusaha. Bahkan tak jarang mereka sendiri membangun bisnis kroni,” ujar Ketua DPC GMNI Kota Cilegon, Syaihul Ihsan.
Menurutnya, orang-orang seperti itu berada di antara rakyat dan sumber-sumber ekonomi vital di daerah, seperti tanah, sumber daya alam dan pekerjaan.
“Sehingga di tangan merekalah jaminan kestabilan politik di tingkat daerah. Otomatis mereka sangat mudah melakukan kontrol sosial atas rakyat setempat,” sambungnya.
Sementara itu, Koordinator Lapangan, Fegi Ferdiansyah mengatakan Pemerintah harus segera memberikan ketegasan hukum, konsisten dan terpadu, serta menghentikan politik dinasti yang menodai iklim demokrasi di Kota Cilegon.
“Kami mendorong Pemerintah Kota Cilegon untuk pemantapan reformasi birokrasi yang bersendikan Pancasila dalam upaya mencegah tindakan KKN,” tegas Fegi.
Selanjutnya, dia mendukung dan mendesak aparat hukum untuk mengusut tuntas dugaan-dugaan korupsi di Kota Cilegon serta mendesak Plt Walikota Cilegon dan DPRD Kota Cilegon untuk lebih intensif melakukan pengawasan terhadap instansi-instansi Pemerintah Kota Cilegon yang rawan terjadi tindakan KKN.
“Sebagai kontrol sosial, kita mengajak serta masyarakat Kota Cilegon untuk bersama-sama menciptakan demokrasi yang menghasilkan good governance dan rule of law,” pungkasnya. (lia/red)