KOTA SERANG, biem.co — Rencana reuni Persaudaraan Alumni (PA) 212 akan dilaksanakan 2 Desember mendatang. Namun beberapa kelompok mengklaim ada kepentingan politik pada kegiatan tersebut, salah satunya dari Generasi Muda (Gema) Mathla’ul Anwar.
Dengan hal itu, DPP Gema Mathla’ul Anwar menyampaikan tujuh pernyataan sikap terkait reuni PA 212, di antaranya:
- Menginstruksikan pada kader Gema Mathla’ul Anwar di seluruh tanah air untuk tidak ikut serta pada reuni 212 yang akan digelar pada 2 Desember 2018. Karena pengerahan massa besar-besaran berpotensi dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tak bertanggungjawab untuk menjadikan situasi bangsa tidak terkendali.
- Mengajak semua komponen bangsa mengekspresikan aspirasinya melalui medium alternatif karena di era milenial semua akses untuk menyalurkan aspirasi dapat mudah tersampaikan tanpa perlu turun ke jalan.
- Mengajak semua komponen bangsa untuk mendukung pasangan capres Jokowi-Ma’ruf Amin dan Prabowo-Sandi secara sehat dengan mengedepankan tawaran program-program untuk Indonesia di masa depan.
- Menolak segala bentuk upaya provokatif dari kedua pendukung pasangan capres tersebut serta meminta pihak berwajib memproses segala upaya provokatif yang tumbuh di masyarakat.
- Mengajak semua anak bangsa menyadari bahwa demokrasi ibarat buah yang bagus untuk pencernaan tetapi hanya bermanfaat bagi lambung yang sehat dan menjadi buruk bagi lambung yang sakit.
- Mengajak semua komponen bangsa yang beragama Islam untuk beragama secara cerdas dengan menjunjung tinggi nilai-nilai tauhid dan menanamkannya dalam hati secara kokoh sehingga tidak terjebak pada simbol yang menyerupai bendera organisasi yang dilarang tumbuh di Indonesia yang telah ‘membajak’ kalimat tauhid dengan bentuk, pola, warna, dan proporsi tertentu untuk mengaburkan simbol tersebut dengan spirit tauhid yang sebenarnya.
- Mari kita wujudkan bangsa yang sehat demi generasi Indonesia di masa depan.
Dikatakan Ketua Umum DPP Gema Mathla’ul Anwar, Ahmad Nawawi, ketujuh pernyataan sikap tersebut merupakan hasil dari musyawarah para pengurus lantaran pihaknya menghawatirkan 212 sudah masuk ke ranah kepentingan politik.
“Dengan mempertimbangkan situasi Indonesia yang saat ini sedang berada pada tahun politik, rentan dan berpotensi mengalami situasi yang sulit dikendalikan,” kata Ahmad Nawawi, seperti tertulis dalam surat pernyataan sikapnya, Selasa (27/11). (red)