Komunitas

Festival Tradisional Milad BJS ke-8 akan Menampilkan Pencipta Lagu Bondolan, Ubrug dan Rambo

KOTA SERANG, biem.co — Memasuki tahun ke 8, Komunitas Bahasa Jawa Serang (BJS) akan menggelar festival tradisional. Mulai dari kuliner, seni dan budaya khas Jawa Serang (Banten). Untuk tahun ini, BJS menyelenggarakan di lapangan tenis indoor, Kantor Pemkab Serang, Ahad 18 November 2018.

Ketua panitia milad BJS ke-8, Ihwanul Hakim mengatakan milad di usia sewindu ini beda dari tahun sebelumnya. Untuk tahun ini selain kuliner, juga akan menampilkan grup Iqoba (pencipta lagu bondolan), Ubrug dan menampilkan Rambo Banten.

“Selain menampilkan Iqoba, Ubrug dan Rambo, milad ke delapan ini juga akan menggelar bacakan rabeg dan ngeropok (ngeriung muludan_red), ” kata Ihwanul Hakim , Jumat (16/11/2018).

Ihwanul Hakim juga mengungkapkan milad ke delapan ini untuk kembali menegaskan kepada seluruh halayak, terutama anggota BJS, bahwa komunitas BJS harus tetap menjadi garda terdepan pelopor dalam melestarikan budaya bahasa lokal dan Kuliner.

“Alhamdulillah, Milad yg ke 8 ini, BJS bisa menjadi pelopor terdepan dalam pelestarian budaya bahasa lokal dan makanan tradisional daerah Banten khususnya Serang, semoga BJS tetep solid memperjuangkan apa yang menjadi visi grup BJS,” ujar Ihwanul.

Farid Supriadi, salah satu admin facebook komunitas BJS mengatakan, sewindu Komunitas BJS ini harus dijadikan sebagai momentum bahasa Jaseng/Bebasan menjadi tuan rumah dirumah sendiri.

“Pemerintah daerah dalam usaha untuk melestarian bahasa daerah wajib melibatkan komunitas atau masyarakat agar program yang dilakukan pemerintah daerah lebih massif,” kata Farid.

Sementaram, menurut salah satu anggota BJS Warga Serang Bekerja di Kementerian Pertanian RI mengatakan, sudah hampir dua tahun, Bahasa Jawa Serang (BJS) menjadi muatan lokal (Mulok) pengajaran di tingkat sekolah dasar di Kabupaten dan Kota Serang. Upaya pemerintah daerah ini perlu diapresiasi sebagai bentuk perlindungan terhadap budaya lokal melalui jalur formal.

“Kebijakan ini harus diakui tidak lepas dari keterlibatan Komunitas BJS yang didirikan pada 17 Nopember 2010 oleh tiga orang yang berprofesi sebagai wartawan yang lahir dan tinggal di Serang,” katanya.

Zaki juga mengungkapkan, komunitas BJS sendiri sedianya diperuntukan bagi kalangan wartawan asal Serang yang terbiasa menggunakan Bahasa Jawa Serang. Seiring berjalannya waktu, komunitas ini berkembang hingga memiliki anggota ribuan.

Komunitas BJS memanfaatkan media sosial terutama facebook sebagai media diseminasi dan komunikasi. Beberapa anggotanya mulai menelurkan karya seni berupa film pendek, cerpen, puisi, lagu populer menggunakan BJS.

“Saya kira, pilihan Komunitas BJS memilih media sosial sebagai media komunikasi dan diseminasi sudah tepat karena media social selain “alat bermain”, ia juga menciptakan ruang bagi manusia untuk mengekspresikan pikiran dan perasaannya, sekaligus mendapatkan respon baik atas pikiran dan perasaan yang diekspresikannya,” tukasnya. (red)

Editor: Jalaludin Ega

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Back to top button