KABUPATEN SERANG, biem.co – Jumlah penderita penyakit kusta di Kabupaten Serang, Banten masih tinggi. Tahun 2018 saja angka penderita penyakit menular tersebut mencapai ratusan, dan ada dua kecamatan menjadi zona merah atas penyebaran penyakit tersebut, yaitu Jawilan dan Baros. Hal itu terungkap dalam kegiatan intensifikasi penemuan kasus kusta yang digelar di PSBB MAN 2 Kota Serang yang dihadiri kepala puskesmas dan camat.
Riris Budiharni, Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan pada Dinas Kesehatan mengatakan bahwa penderita penyakit kusta di Kabupaten Serang masih cukup tinggi. Tahun 2016 mencapai 149 kasus, tahun 2017 mencapai 157, dan tahun 2018 sudah mencapai 130 yang positif menderita kusta dan itu belum semuanya terekap karena data yang masuk baru beberapa kecamatan saja.
Penderita penyakit tersebut rata-rata merupakan penderita baru, dan ada dua daerah paling banyak penyebaran penyakit tersebut yaitu di Kecamatan Jawilan dan Baros. Lebih menyedihkan lagi ternyata penderitanya mayoritas anak-anak dengan presentase 13 persen, sementara orang dewasa di bawah itu. Namun dipastikan akan lebih banyak jika laporan dari masyarakat yang mau melaporkan ke pemerintah melalui puskesmas atau dinas kesehatan.
Menurut Riris, kasus tersebut tidak menutup kemungkinan akan terus meningkat. Meski begitu peran serta dan dukungan dari masyarakat, pemerintah, dan kecamatan agar penyakit tersebut bisa ditangani dan diminimalisir, karena penyakit tersebut menular melalui kontak kulit yang lama dan erat dengan penderita, disamping juga bisa menular melalui udara. Masyarakat dan camat khususnya harus lebih pro aktif akan penemuan penyakit tersebut, mengingat tenaga medis yang biasanya turun ke lapangan tidak mungkin untuk meng-cover tersebut harus ada kesadaran dan pencegahan dari masyarakat dan camat. Maka dari itu camat diikutsertakan dalam kegiatan tersebut agar bisa paham dan menggugah untuk bisa menangani laporan penyakit kusta yang diderita warga, karena biasanya warga enggan dan malu jika harus melapor.
Ditambahkan Riris, meski bisa berdampak pada kematian, namun masyarakat dihimbau tidak perlu resah, namun harus aktif melaporkan akan penyakit tersebut. Penyebaran bakteri tersebut bisa dicegah jika masyarakat bisa menjaga lingkungan secara sehat, mau membersihkan dan menjaga lingkungannya supaya terhindar dari penyakit tersebut. (firo)