biem.co — Jalan-jalan ke Banda Neira yang indah dan bersejarah dengan fasilitas Ambon-Banda Neira PP, akomodasi/hotel selama acara, konsumsi selama di Banda dengan menu khas Banda, mengikuti pelatihan teater dan penulisan sastra, mengikuti diskusi sastra dunia, susur sejarah Banda, dan berhak atas sertifikat diskusi sastra Internasional sudah barang tentu menjadi impian semua orang. Apalagi jika diskusi sastra yang bertema “Dunia Sastra dan Sastra Dunia” ini menghadirkan sastrawan-sastrawan mentereng Asia Tenggara dalam rangkaian acara “Banda Fiesta 2018” pada 23-28 Oktober mendatang.
Indonesia menghadirkan 4 pembicara sekaligus, yakni Presiden Penyair Indonesia yang memiliki segudang prestasi, Sutardji Calzoum Bachri. Kehadirannya di dalam diskusi tersebut akan sangat bermakna, karena khazanah kesusastraan Asia Tenggara, khususnya Indonesia, tidak dapat dilepaskan dari kiprahnya sebagai seorang sastrawan.
Prof. Dr. Abdul Hadi WM, sastrawan, budayawan, dan ahli filsafat Indonesia. Sastrawan sekaligus guru besar di salah satu universitas di Indonesia yang terkenal dengan puisi “Tuhan, Kita Begitu Dekat” ini disandingkan dengan Sutardji sudah barang tentu merupakan duet yang akan melahirkan pemikiran-pemikiran penting bagi tumbuh kembang kesusastraan Indonesia, bahkan Asia Tenggara.
Selain dua nama beken tersebut, pembicara perempuan Indonesia diwakili oleh Yeyen Kiram dan dari barisan sastrawan muda Indonesia diwakili oleh sastrawan yang sepanjang 2014-2016 tercatat sebagai penerima berbagai anugerah sastra tingkat Asia Tenggara, Muhammad Rois Rinaldi. Kehadiran pemuda di tengah pemikiran-pemikiran para punggawa sastra diharapkan mampu memberikan warna sendiri di dalam diskusi.
Dari Malaysia ada penerima Anugerah S.E.A Writes dan Doctor of Literature dari World Academy of Arts and Culture, California, USA, Malim Ghozali PK. Brunei Darussalam menghadirkan Prof. Dr. Ampuan Brahim Tengah, sastrawan sekaligus guru besar di salah satu universitas Brunei darussalam. Singapura menghadirkan dua pembicara, yakni Yatiman Yusof dan Rohani Din. Dua sastrawan Singapura yang populer di Singapura. Prof. Dr. Nik Rakib Nik Hassan mewakili Thailand.
Untuk menghadapi pemikiran-pemikiran para sastrawan berkaliber tersebut, panitia menghadirkan Dr. Free Hearty, sastrawan yang telah melalang melintang di kancah sastra internasional selama puluhan tahun sebagai pemandu diskusi.
Panitia Banda Fiesta 2018 dari PSBNS, Wahjudi Djaja, melalui rilisnya mengungkapkan bahwa panitia mengajak masyarakat di luar Banda Neira, di mana pun berada, untuk turut di dalam rangkaian acara, termasuk mengambil kesempatan langka mengikuti diskusi fenomenal yang menghadirkan sastrawan-sastrawan terkenal dari berbagai negara Asia Tenggara.
“Cukup mendaftarkan diri melalui WA: 0818-0273-3282 (Yudi) atau 0812-9028-0859 (Shinta),” ungkap Wahyudi.
Dengan membayar registrasi hanya Rp4 juta, peserta sudah mendapatkan fasilitas kapal Ambon-Banda Neira PP, akomodasi/hotel selama acara, konsumsi selama di Banda dengan menu khas Banda, mengikuti pelatihan teater & penulisan sastra, mengikuti diskusi sastra dunia, susur sejarah Banda, dan berhak atas sertifikat. Untuk tiket dari daerah/negara asal sampai Ambon menjadi tanggungan peserta. (red)