biem.co — Dalam rangka menyambu Perhimpunan Sastra Budaya Negeri Serumpun (PSBNS) dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Maluku Tengah akan menggelar rangkaian acara yang tidak saja fenomenal, melainkan juga bermakna pada 23-28 Oktober mendatang. Rangkaian acara yang dilaksanakan di Banda Neira tersebut bertajuk “Banda Fiesta 2018”.
Acara di dalam rangkaian tersebut di antaranya adalah Pelatihan Teater dan Penulisan Sastra bersama para pegiat teater kenamaan Indonesia, di antaranya Jose Rizal Manua, pendiri teater anak-anak, Teater Tanah Air, yang meraih juara pertama pada Festival Teater Anak-anak Dunia ke-9 di Lingen, Jerman, pada 14-22 Juli 2006. Selain itu, ia juga adalah seorang pemeran dan pengisi suara dalam beberapa film.
Selain Jose Rizal Manua, nama-nama beken lainnya yang akan terlibat di dalam Pelatihan Teater dan Penulisan Sastra ada Uki Bayu Sedjati, Sari Narulita, Shinta Miranda, Herman Syahara, dan Wahjudi Djaja. Rencananya, setelah pelatihan peserta akan dilibatkan di dalam workshop penyusunan antologi puisi dan esai dengan tema “Pesona Banda Neira”.
Sebagai persiapan digelarnya Forum Sastra Dunia di Banda 2019, panitia juga mengadakan diskusi dengan tema “Trend Dunia Sastra & Sastra Dunia”. Tidak tanggung-tanggung narasumbernya berasal dari berbagai negara di Asia Tenggara.
Dari Malaysia ada penerima Anugerah S.E.A Writes dan Doctor of Literature dari World Academy of Arts and Culture, California, USA, Malim Ghozali PK. Brunei Darussalam menghadirkan Prof. Dr. Ampuan Brahim Tengah, sastrawan sekaligus guru besar di salah satu universitas Brunei darussalam. Singapura menghadirkan dua pembicara, yakni Yatiman Yusof dan Rohani Din. Dua sastrawan Singapura yang populer di Singapura. Sementara itu, Prof. Dr. Nik Rakib Nik Hassan mewakili Thailand.
Sebagai tuan rumah, Indonesia menghadirkan 4 pembicara sekaligus, yakni Presiden Penyair Indonesia yang memiliki segudang prestasi, Sutardji Calzoum Bachri. Masih dari kalangan punggawa sastra Indonesia, yakni Prof. Dr. Abdul Hadi WM, sastrawan, budayawan, dan ahli filsafat Indonesia. Selain itu, pembicara perempuan Indonesia diwakili oleh Yeyen Kiram dan pada barisan sastrawan muda Indonesia diwakili oleh sastrawan yang beberapa kali mendapatkan penghargaan sastra di tingkat Asia Tenggara, Muhammad Rois Rinaldi.
Diskusi tersebut dijamin menarik, hidup, dan bermakna, karena panitia tidak tanggung-tanggung menghadirkan Dr. Free Hearty, sastrawan Indonesia yang telah melalang melintang di kancah sastra internasional. Ketegasan dan kecerdasannya dalam membawa forum dapat dipastikan memberikan nilai lebih dalam berjalannya diskusi.
Panitia Banda Fiesta 2018 dari PSBNS, Wahjudi Djaja, melalui rilisnya mengungkapkan bahwa penetapan tempat di Banda Neira dilandasi oleh pemikiran bahwa Banda Neira adalah tempat yang menyimpan rentetan sejarah penting Bangsa Indonesia.
“Banda Fiesta 2018 sejatinya dimaksudkan untuk memaknai kembali peran kesejarahan rakyat Banda dalam konteks keindonesiaan dan perannya bagi peradaban dunia. Bersama Perhimpunan Sastra Budaya Negeri Serumpun (PSBNS), Panitia Banda Fiesta 2018 & Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Maluku Tengah menggelar beragam acara,” ungkapnya.
Selain dua acara yang telah disebutkan di atas, panita juga menyiapkan Pesta Seni dan Kuliner Rakyat, Susur Sejarah Banda (termasuk tempat pengasingan Bung Hatta dkk), dan petualangan via kapal dari Ambon ke Banda dan pulau terluar, serta kunjungan muhibah.
Panitia juga menginformasikan kepada para pecinta sastra, kebudayaan, dan kemanusiaan di mana pun berada, bahwa kegiatan tersebut boleh diikuti oleh siapa saja. Cukup mendaftarkan diri melalui WA: 0818-0273-3282 (Yudi) atau 0812-9028-0859 (Shinta).
Dengan membayar registrasi hanya Rp4 juta, peserta sudah mendapatkan fasilitas kapal Ambon-Banda Neira PP, akomodasi/hotel selama acara, konsumsi selama di Banda dengan menu khas Banda, mengikuti pelatihan teater & penulisan sastra, mengikuti diskusi sastra dunia, susur sejarah Banda, dan berhak atas sertifikat.

Untuk tiket dari daerah/negara asal sampai Ambon menjadi tanggungan peserta. (red)