KOTA SERANG, biem.co – Bertanding di Solo, 22 Santri Pesantren Arrasyadiyyah Kota Serang yang menjuarai Liga Santri Nasional tingkat Banten, terancam tak bisa pulang.
“Kita ikut liga santri nasional ngewakili Banten. Tapi Pemprov Banten terdiam. Sampe-sampe kita ongkosnya dapet minjem atau hutang supaya berangkat ke Solo ngewakili Banten. Ini kita (beres pertandingan) nggak bisa pulang karena nggak punya ongkos,” kata Fathi Robby, official tim Santri Banten, Selasa (02/10).
Kendati demikian, tim LSN Wakil Banten mengaku seperti anak yatim piatu lantaran tak mendapat sumbangsih dari Pemprov Banten.
“Kita seperti anak yatim piatu ketika datang ke Solo. Anak-anak juga nggak punya jajan karena nggak punya uang saku,” jelas Fathi.
Uang hasil hutang pun, kata Fathi, hanya mencukupi untuk ongkos berangkat dan membeli kaos tim serta perlengkapan anak-anak untuk bertanding. “Buat pulang nanti nggak bisa karena sekarang saya masih megang uang 400 ribu, sedangkan ongkos bus dari Solo ke Kota Serang 7 juta,” kata Fathy.
Fathy mengugkapkan, bahwa pihaknya telah menghadap Sekda Kota Serang dan Sekda Banten, namun tak mendapatkan respon sama sekali. Ia berharap ada pihak dari Banten yang bisa membantu untuk kepulangan santri dari Pesantren Arrasyadiyyah.
Dibuat kecewa dengan Pemerintah Banten, Fathi sendiri mengaku terkesan dengan perhatian Pemprov lain kepada santrinya yang bertanding di Solo.
“Saya salut kepada pemimpin daerah dari Kalimantan, Sulawesi, Sumatera, Aceh, Maluku. Mereka untuk ongkos saja datang ke Solo naik pesawat di atas 40 juta sampai 60 juta di-support. Kita dari Banten naik bus minta 20 juta aja gak ada seribu rupiah pun yang ngasih,” tukasnya.
Berdasarkan jadwal, Selasa (02/10) ini para santri perwakilan Banten bertanding melawan Sumatera. Sementara esok harinya, tim LSN Banten masih akan berjuang dalam penyisihan grup melawan Nusa Tenggara Barat. (red)