SERANG, biem.co — Peluang terjadinya acaman teror jelang Pilpres 2019 dispekulasikan akan terjadi. Hal tersebut dikatakan oleh Robi Sugara seorang pengamat teroris, dirinya mengatakan juga bahwa para pelaku teror akan memanfaatkan peluang untuk membuat chaos.
“Yang saya takutkan mereka (baca: pelaku teror) bersembunyi di balik tagline 2019GantPresiden, bukan kita melarang, tapi itu sebagian dari demokrasi. Yang jadi pemasalahannya calon ini kan head to head, kalau mereka menyuarakan ini (#2019GantiPresiden) dan pendukung yang lain akan tersinggung,” ungkap Robi saat diwawancarai tim biem.co, Sabtu (22/09).
Dari permasalahan tersebut, Robi melihat ada potensi bentrok yang terjadi akan tinggi dan yang lebih dikhawatirkan, kondisi tersebut akan dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok ekstrim.
“Ketika dua kubu tersebut clash, di situlah kelompok ekstrim akan memanfaatkannya agar menjadi suasana yang chaos. Ini yang menjadi tantangan pemilu serentak, jadi maping keamanan pun sangat dikhawatirkan,” paparnya.
Menurutnya, hal tersebut bukan menjadi alasan banyak terjadinya penolakan #2019GantiPresiden, dirinya menuturkan hal itu dikarenakan respon serentak dan masing-masing pendukung juga agresif.
“Ketika ada pihak yang menolak ya itu berhak juga, cuma yang menjadi ketakuan adalah terjadinya bentrok, karena pedukung masing-masing calon di semua wilayah itu ada yang militan,” katanya.
“Bukan tidak boleh, sebaiknya tagline tersebut diganti namanya menjadi lebih halus misalkan #2019PrabowoPresiden pasti di setiap deklarasi tidak akan ada penolakan, karena tagline #2019GantiPresiden menyerang kelompok pendukung Jokowi,” pungkasnya. (Iqbal)