biem.co – Sepanjang tahun ini setidaknya PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) telah mencatatkan ekspornya senilai US$ 77 juta atau Rp 1,14 triliun.
Dibandingkan komitmen ekspor yang diberikan ke pemerintah yakni Rp 900 miliar, jumlah tersebut sudah lebih tinggi yang .
“[Ekspor] itu baru Krakatau Steel sendiri ya, belum yang afiliasi kita yakni PT Krakatau Posco. Nah, Posco itu banyak juga ekspornya, datanya sedang kami kumpulkan bisa jauh lebih besar,” ujar Silmy Karim, Direktur Utama Krakatau Steel, di Gedung Kementerian Perindustrian, dikutip dari cnbc, Rabu (19/9/18).
Silmy mengatakan ekspor yang melebihi ekspektasi itu dapat mendukung penguatan nilai tukar rupiah.
Disamping itu, dirinya juga menuturkan baja produksi RI memang sangat diminati oleh pasar di luar negeri, hal tersebut disebabkan oleh kualitas baik.
“Jadi saya cukup tenang ternyata pasar baja ekspor bagus, apalagi jika diatur dengan baik (oleh pemerintah). Dan saya yakin kena kalau US$ 100 juta aja, karena penjualan kita kan hampir US$ 2 miliar,” ungkapnya.
Sumber yang sama menyebutkan, potensi ekspor perseroan bisa lebih tinggi jika pabrik hot strip mill (HSM) 2 milik perseroan rampung pada Mei 2019 mendatang.
Sementara itu, tahap akhir pengerjaan pabrik telah mencapai progress 99%, yang nantinya mampu meningkatkan kapasitas produksi baja sebanyak 1,5 juta ton jika dioperasikan secara penuh.
“Masih ada aspek-aspek yang disempurnakan sebelum dioperasikan, potensi dari pendapatan (revenue) nantinya bisa mencapai US$ 2,5 miliar pada 2020 mendatang. Targetnya rampung April namun kalau dioperasikan penuh itu pada Mei 2019,” ujar Silmy. (Iqbal/red)