KabarTerkini

Gerakan #SaveRupiah KAMMI Sepi Pemberitaan, Padahal hanya Aksi Teatrikal

JAKARTA, biem.co – Ratusan Mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) se-Jabodetabek, menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung Istana Negara Jl. Medan Merdeka Utara, Gambir, Jakarta Pusat, Jum’at (14/09).

Aksi tersebut di gelar dalam rangka menyindir Jokowi yang kurang berperan dalam menyelesaikan persoalan bangsa. Para peserta aksi memperagakan aksi teatrikal dengan membawa sepeda motor berperan sebagai Stuntman.

Dari pantauan wartawan di lapangan, teatrikal Stuntman Jokowi diperankan oleh salah seorang pendemo yang menaiki motor besar dan membawa mata uang dolar Amerika Serikat tiruan berukuran besar. Stuntman tersebut kemudian mengiringi massa di sepanjang jalan menuju lokasi titik kumpul aksi di depan Gedung Istana Negara.

Aksi stuntman saat aksi #SaveRupiah/(Robby)

Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam aksi #SaveRupiah tersebut, menuntut agar Jokowi segera membuat kebijakan yang dapat menguatkan nilai tukar rupiah terhadap Dolar Amerika.

Ketua Umum KAMMI Tangerang Selatan, Khaidir Ali, dalam orasinya menyampaikan kritik atas ketidakmampuan Pemerintah dalam menangani permasalahan penurunan nilai Rupiah.

Aksi #SaveRupiah KAMMI se-Jabodetabek di depan Istana Negara/(Robby)

“Pemerintah hari ini hanya bisa mengerjakan hal-hal kecil, sehingga lupa kalo kebijakan moneter adalah tanggungjawabnya,” Ungkapnya saat orasi.

Ketika rupiah melemah, lanjut Khaidir, maka akan banyak dampak buruk yang terjadi dalam perekonomian negara, terlebih lagi Indonesia masih mengandalkan Impor komoditi pangan dari luar negeri.

“Penurunan nilai rupiah ini, otomatis sangat berdampak besar bagi perekonomian negara”, lanjutnya.

Aparat keamanan ikut mengamankan aksi #saverupiah

Hal senada juga disampaikan saudara Amar Multazam selaku Koordinator lapangan, bahwa sejak awal tahun 2018, kondisi nilai tukar Rupiah terhadap Dolar terus melemah.

“Puncaknya dalam beberapa hari terakhir nilai tukar Rupiah hampir mencapai 15000 per dolar,” Kata Azam di lokasi yang sama.

Aksi sepi pemberitaan, padahal hanya kegiatan teatrikal biasa/(Roby)

Ia melanjutkan, semakin melemahnya nilai rupiah membuat ketakutan di masyarakat Indonesia akan kembali ke masa krisis seperti tahun 1998

“Naiknya harga Dolar ini merupakan nilai terburuk sejak 20 tahun terakhir, yaitu pada saat Indonesia mengalami krisis moneter tahun 1998.” Pungkasnya. (Roby)

Editor: Jalaludin Ega

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Back to top button