Inspirasi

Dari Komika Jadi Sutradara, Ini Kisah Ernest Prakasa dan Soleh Solihun

JAKARTA, biem.co — Stand-Up Comedy telah menjadi seni hiburan yang semakin dikenal orang. Hal ini nampak dari banyaknya komika-komika yang kian bermunculan di layar kaca.

Bahkan, tak sedikit dari mereka yang setelah terkenal sebagai komika, kini melebarkan sayap ke profesi lainnya, seperti halnya menjadi pemain film dan sutradara. Sebut saja Ernest Prakasa dan Soleh Solihun.

Seperti diketahui, Ernest dan Soleh merupakan sosok senior dalam dunia Stand-Up Comedy. Namun sebelum menjadi seorang komika, Ernest pernah berkarir di bidang label musik. Ia bekerja selama enam tahun di Sony Music Entertainment. Sementara Soleh, ia dikenal sebagai seorang wartawan. Dari panggung Stand-Up Comedy, mereka merambah ke industri film.

Dalam sebuah kesempatan di acara “Wealth Wisdom 2018”, keduanya berbagi inspirasi dan pengalaman lewat talkshow ‘From Stand Up Comedy to Movie Maker’ di Ballroom Ritz-Cartlon Pacific Place, Jakarta, yang digelar baru-baru ini.

Ernest telah menghasilkan tiga film yang ia sutradarai sendiri, yaitu Ngenest (2015), Cek Toko Sebelah (2016), dan Susah Sinyal (2017). Bagi Ernest, menjadi seorang sutradara merupakan hal menarik yang membuatnya ingin terus belajar. Walau pada awalnya, ia merasa sangat stres karena tak kuat mental.

“Ternyata people management itu penting. Sebagai sutradara, harus tau gimana caranya kita manage emosi orang, gimana caranya kita menjaga semangat orang, gimana meminimalisir konflik antar departemen. Makanya, beratnya jadi sutradara itu, ya, people management-nya,” ungkap alumni Hubungan Internasional Unpad ini.

Hal itu juga yang diakui oleh Soleh Solihun, sutradara sekaligus pemain di film Mau Jadi Apa?.

“Intinya, sutradara itu yang menerjemahkan film mau dibawa ke mana dan mengkoordinir supaya semua berjalan sesuai fungsinya masing-masing,” jelas Soleh.

Meski tak memiliki background pendidikan film, Soleh tak peduli akan cacian yang datang kepada dirinya ketika ia ditawarkan mengambil pekerjaan tersebut. Karena menurutnya, jika seseorang telah memberikan kepercayaan padanya, maka ia tak akan ragu untuk mencoba.

“Jadi buat Anda yang mungkin di kantornya merasa  baru dapet jabatan tapi temen-temen kantor bilang nggak pantes, nggak usah khawatir. Apakah Bos Anda percaya sama Anda, itu saja yang perlu Anda ketahui,” pesan Soleh kepada seluruh peserta.

Sementara itu, mengambil kutipan nasihat Bapaknya, Ernest ikut menekankan bahwa dalam pekerjaan, jangan pernah memikirkan persoalan uang.

“Awalnya gue juga nggak ngerti sama omongannya. Tapi dia bilang, pokoknya tunjukin sama bos kamu kalau pekerjaan yang kamu kerjakan itu udah terlalu gampang buat kamu. Kalau bos kamu melihat pekerjaan kamu itu sudah terlalu gampang buat kamu, maka secara otomatis bos kamu akan memberikan kamu tanggung jawab yang lebih besar, maka uangnya juga lebih besar. Dari situ, gue percaya,” kisahnya.

Mengingat pidato Steve Jobs, ia pun menyarankan para peserta untuk menerapkan pola pikir Stay Hungry, Stay Foolish.

Stay Hungry, maksudnya kita, tuh, harus selalu laper sama hal-hal baru. Stay Foolish, maksudnya harus selalu merasa bodoh. Karena begitu kita merasa jago, udah pasti kita nggak merasa butuh berkembang lagi. Itu motivasi yang simple, tapi buat gue nempel banget sampai sekarang,” pungkas Ernest. (HH)

Editor: Redaksi

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Back to top button