Sosok

Lili Romli, Sang Profesor yang Pernah Berjualan Koran

KOTA SERANG, biem.co – Suatu kehormatan bagi Lili Romli dapat meraih gelar tertinggi sebagai profesor riset dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Meski pengukuhan gelar profesor untuk Lili sempat tertunda pada tahun 2010 silam karena kendala teknis, akhirnya pada 20 Desember 2017 LIPI mengukuhkannya sebagai profesor dengan orasi ilmiah berjudul, “Problematik Institusionalisasi Partai Politik di Indonesia Era Reformasi”.

Untuk dapat mencapai dan meraih gelar profesor dirinya mengatakan tidak mudah dan memerlukan waktu dan ketekunan dengan melakukan penelitian, pengajaran dan penulisan karya-karya ilmiah, baik dalam bentuk buku mapun jurnal, nasional dan internasional.

Perlu sobat biem ketahui bahwa syarat utama untuk mendapat gelar profesor si Peneliti harus bergelar Doktor (S3), sebagai Peneliti Utama, yang merupakan jenjang tertinggi sebagai peneliti, dan minimal sudah mencapai golongan IV/D atau setingkat Pembina Utama Madya. Sebagai Peneliti Utama angka kreditnya minimal 1050.

Selain bergelar Profesor Riset, Lili Romli juga sering menjadi pengamat politik dalam negeri. Menurutnya, itu semua bagian dari konsekuensi saja, yang kebetulan selain mengajar dan meneliti, Lili kerap diundang menjadi narasumber dalam berbagai forum.

“Dalam kesempatan itu banyak wartawan hadir yang lalu mewancarai saya. Beberapa di antara mereka, wartawan dari televisi, lalu mengundang saya dalam acara talk show tentang politik. Dari situ lah saya lalu dikenal sebagai pengamat politik. Saya mengucapkan terima kasih kepada teman-teman wartawan yang selalu “mengontak” saya untuk dijadikan narasumber dalam merespon dinamika politik yang terjadi, baik di tingkat daerah di Banten maupun di tingkat nasional,” papar Lili pada keterangan yang ia sampaikan kepada kru biem, Rabu (5/9/2018).

Dirinya tertarik bergabung dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dengan alasan banyak orang-orang hebat dan pinter.

“Saya terkagum-kagum dengan mereka, sehingga saya bercita-cita bisa masuk ke LIPI sebagai peneliti. Selain itu juga, disamping mengajar saya memang suka dengan dunia penelitian,” katanya.

Dari semua kesuksesan yang diraihnya, pada dasarnya, Lili Romli hanya seorang pria biasa yang berasal dari Kampung Babadan, Kecataman Pontang, Kabupaten Serang. Waktu SD dan SMP ia mengaku sempat mengembala Kerbau, membantu orangtua membajak sawah, dan kerap ke empang cari kepiting.

“Saya melanjutkan sekolah tingkat atas di Madrasah Aliah Negeri (MAN) 3 Jakarta, di Ciputat. Selama di Ciputat ini saya banyak bergaul dengan para mahasiswa IAIN asal Banten. Saya dan kakak saya sering ‘ngutang’ di warung tegal (warteg) dan kantin sekolah karena terlambatnya kiriman uang dari orang tua. Untuk itu warteg bagi saya adalah penyelamat hidup saya selama di Jakarta,” ungkapnya.

Namun siapa sangka dibalik gelarnya yang prestisius sebagai profesor riset, ternyata pria yang memiliki filosofi hidup, “ikuti seperti air mengalir. Yang penting setiap yang kita kerjakan, lakukan dengan baik dan sungguh. Setelah itu serahkan semuanya kepada Allah” tersebut sempat berjualan koran saat dirinya menjalani studi di jurusan Ilmu Politik, Universitas Indonesia (UI) pada tahun 1984.

“Pada masa kuliah ini perjuangan untuk tetap bisa bertahan di Jakarta dan tetap kuliah cukup berat. Saya bahkan pernah jualan koran. Syukur alhamdulillah banyak orang-orang baik yang membantu dan menolong saya,” tuturnya.

Dirinya mengaku tidak ada pengalaman pahit semasa hidupnya, kalau pun ada dirinya lebih senang menyebutnya sebagai pendorong atau pembelajaran agar hidup ke depan lebih baik.

Dirinya juga berpesan kepada generasi muda Banten yang luar biasa, hebat-hebat, serta sudah banyak yang maju-maju dan memberikan kontribusi bagi bangsa dan negara.

“Mereka mampu bersaing dengan generasi muda daerah lain bahkan negara lain. Pesan saya bagi mereka adalah manfaatkan masa muda, jangan sia-siakan usia muda, gunakan usia muda tersebut untuk berkarya. Seperti sudah menjadi pesan umum bahwa bekerja keras dan giat adalah kunci sukses hidup,” tutupnya. (Iqbal)

Sukses selalu untuk Prof. Lili Romli. Tetap berkarya dan berbagi inspirasi. ^_^

Editor: Jalaludin Ega

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Back to top button