biem.co — Para peneliti Inggris telah menemukan bahwa ekstrak ganja dapat membantu mengobati gejala-gejala psikosis. Seperti diketahui, psikosis merupakan istilah medis yang merujuk pada keadaan mental di mana penderitanya mengalami gangguan delusi atau halusinasi.
Seperti dilansir dari Independent, Tim dari King’s College London menemukan cannabidiol (CBD), salah satu komponen kimia utama dari tanaman ganja bekerja secara baik dibandingkan bahan kimia lainnya seperti tetrahydrocannabinol (THC) yang bisa menyebabkan pengguna mengalami psikosis tingkat tinggi.
THC dianggap sebagai faktor risiko yang signifikan untuk psikosis dan kondisi lain seperti penyakit skizofrenia.
Para ahli telah memperingatkan obat-obat yang menghasilkan tingkat bahaya yang lebih tinggi yang dapat membahayakan pengguna. Orang dengan psikosis berkemungkinan mengalami episode halusinasi akut yang dapat menempatkan mereka dan orang lain dalam bahaya.
Sementara itu, dikatakan Sagnik Bhattacharyya, seorang Psikolog dan Neurosains di Institute of Psychiatry, andalan pengobatan saat ini untuk orang dengan psikosis adalah obat-obatan yang pertama kali ditemukan pada tahun 1950-an dan sayangnya tidak berhasil untuk semua orang.
Untungnya, studi yang dilakukan oleh King’s College menemukan bahwa dosis tunggal CBD dapat secara signifikan mengurangi aktivitas otak abnormal yang menyebabkan efek buruk tersebut.
Untuk menguji bagaimana CBD dapat menangkal efek itu, para peneliti merekrut 33 anak muda yang telah ditandai memiliki gejala psikopat, tetapi belum didiagnosis atau diobati, bersama 19 pesertayang memiliki aktivitas otak yang sehat.
Mereka kemudian dipindai, lalu kemampuan verbal dan memori mereka diuji sebelum separuhnya separuhnya diberikan CBD dan separuh lainnya menerima placebo.
Temuan yang dipublikasikan dalam Journal of American Medical Association Psychiatry ini menunjukkan bahwa pasien yang diduga mengalami psikosis memiliki aktivitas otak yang tidak normal sebelum perawatan.
Namun, setelah mereka diberi pengobatan berupa CBD, hal itu mampu mengurangi aktivitas abnormal otak mereka dibandingkan yang menggunakan plasebo.
“Ada kebutuhan mendesak untuk pengobatan yang aman bagi orang muda yang berisiko psikosis. Salah satu keuntungan utama dari CBD adalah aman dan tampaknya ditoleransi dengan sangat baik. CNB bisa jadi pengobatan yang ideal,” terang Sagnik.
CBD diketahui tidak psikoaktif dan tidak memiliki peluang untuk penyalahgunaan, dengan bentuk yang dijual secara legal memiliki kadar yang lebih rendah dari THC. Bersama dengan banyak bukti untuk efek kesehatan, pemerintah di beberapa negara mengakui manfaat ganja sebagai medis, namun tetap harus ada resep dari dokter.
Penemuan ini pun kemudian membuat para peneliti meluncurkan uji klinis di beberapa situs rumah sakit untuk mengonfirmasi apakah CBD dapat menjadi alternatif untuk obat antipsikotik konvensional.