KABUPATEN SERANG, biem.co – Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian Kabupaten Serang, Zaldi Dhuhana mengatakan, data terakhir masuk ada 1.860 hektar sudah mengalami retak-retak dan kekeringan, meski dalam status ringan.
Jumlah kekeringan tersebut tersebar di 20 kecamatan, dan paling parah berada di Kecamatan Bandung 200 hektar dan Kramatwatu 140 hektar, lainnya di bawah 100 hektar. Pihaknya terus memantau kondisi di lapangan, apakah ada penambahan atau tidak.
Dikatakan Zaldi, kekeringan meluas akibat musim kemarau yang melanda wilayah Kabupaten Serang, meski diakui saat ini sudah masuk musim kemarau, namun masih bersifat ringan, dan jika tidak ada hujan sama sekali maka terancam puso.
Selain itu kondisi tersebut diperparah dengan sistem buka tutup saluran irigasi Pamarayan, sehingga dipastikan banyak lahan pertanian yang dialiri air irigasi terancam kekeringan dan puso, sementara usia padi berada di kisaran 0 hingga 80 hari, dan itu sangat membutuhkan banyak air.
Musim kemarau melanda diharapkan para petani tidak menanam padi. Disarankan untuk menanam Palawija, mengingat intensitas curah hujan menurun, sehingga dikhawatirkan kekeringan dan tanaman padi tidak bisa diselamatkan, terlebih bagi daerah yang kekurangan air.
Antisipasi hal tersebut, pihaknya telah menerjunkan brigade dan bantuan alsintan pompa air untuk kelompok tani yang membutuhkan. Sedikitnya ada 10 pompa air disiapkan. (firo)