LOMBOK, biem.co — Bencana gempa bumi masih melanda Lombok. Pasalnya, hingga Sabtu (04/08) pukul 19.00 WIB, telah terjadi sebanyak 570 kali gempa susulan akibat dari gempa berkekuatan 6,4 SR pada Minggu (29/07) lalu.
Hal ini kemudian membuat Bupati Lombok Timur memperpanjang masa tanggap darurat penanganan dampak gempa di Kabupaten Lombok Timur selama tujuh hari ke depan, hingga Sabtu (11/08).
“Dengan adanya tanggap darurat, maka ada kemudahan akses dalam pengerahan personil, administrasi, anggaran, dan sumber daya lain,” kata Kepala Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Indonesia, Sutopo Purwo Nugroho dalam akun resminya di @Sutopo_PN.
Diketahui, hingga saat ini, sebanyak 17 orang meninggal dunia dan 365 orang lainnya mengalami luka-luka akibat dari guncangan gempa. Sebanyak 2.133 unit rumah pun sudah berhasil diverifikasi.
“Personil TNI dikerahkan untuk bantu perbaikan rumah warga yang rusak akibat gempa bumi di Lombok. Biaya bantuan perbaikan rumah segera disalurkan ke nomor rekening masyarakat yang sudah dibuatkan. Semoga segera kembali normal,” ujar Sutopo.
Disampaikan Sutopo, berdasarkan hasil kaji cepat dampak gempa bumi 6,4 SR yang terjadi di Lombok mengakibatkan kerugian ekonomi mencapai lebih dari Rp 342 milyar.
“Ini meliputi kerugian dan kerusakan permukiman, infrastruktur, ekonomi prouktif, sosbud, dan lintas sektor. Diperkirakan jumlah kerugian dan kerusakan masih akan bertambah,” jelasnya.
Berikut rincian kerugian akibat gempa Lombok yang telah dirillis oleh pihak BNPB:
Kabupaten Lombok Utara
Sektor permukiman: Rp 83,7 milyar
Sektor infrastruktur: Rp 81,5 juta
Sektor ekonomi produktif: Rp 1,05 milyar
Sektor sosial: Rp 10,6 milyar
Lintas sektor: Rp 74 juta
Kabupaten Lombok Timur
Sektor permukiman: Rp 203 milyar
Sektor infrastruktur: Rp 1,16 milyar
Sektor ekonomi produktif: Rp 1,48 milyar
Sektor sosial: Rp 40 milyar
Lintas sektor: Rp 138 juta
Kabupaten Lombok Barat & Sumbawa Barat
Sektor permukiman: Rp 186,6 juta. (HH)