KOTA SERANG, biem.co – Kegiatan FGD yang digelar oleh Bappeda dan diikuti OPD terkait ketahanan pangan dan gizi, yang dilaksanakan di Aula Resto Cibiuk, Kamis (02/08), salah satunya membahas kebutuhan beras di Kota Serang.
Kepala Dinas Bappeda Kota Serang, Joko Sutrisno mengatakan, kebutuhan akan beras untuk Kota Serang masih kurang.
“Konsumsi beras di Kota Serang sangat tinggi mencapai 20.000 ton/tahun, sedangkan produktifitas yang dihasilkan hanya 5,9 ton saja. Angka ini sangat jauh dibanding kebutuhan,” ungkap Joko kepada biem.co.
Namun demikian pemerintah akan terus menggenjot produktifitas beras di Kota Serang dan melakukan solusi lain terhadap ketergantungan terhadap beras.
”Betul beras itu makanan pokok sehari-hari. Index konsumsinya pun di nomor 1. Jadi sangat wajar jika kekurangan, karena produktifitasnya kurang. Kami sebagai pemerintah akan terus mencari jalan keluar melalui FGD ini,” jelasnya.
Senada juga dengan Joko, Kabid Ketahanan Pangan Dinas Pertanian Kota Serang, Andriani mengatakan, dalam menangani konsumsi beras dan melindungi ketahanan pangan terus dilakukan, salah satunya membuat lumbung pangan masyarakat yang sudah terlaksana di 11 kecamatan di Kota Serang.
“Sudah ada 11 kecamatan yang sudah ada lumbung pangan masyarakat yaitu di Kecamatan Walantaka, salah satunya,”
Andriani yang akrab disapa Aan ini menuturkan, tidak hanya pembuatan lumbung saja solusi untuk menangani ketergantungan terhadap beras. Sebetulnya kita bisa mengkonsumsi non-beras seperti umbi-umbian, jagung, dan lainnya.
“Sebetulnya kita bisa mengkonsumsi umbi-umbian seperti nenek moyang terdahulu dan untuk gizi dan kesehatan malah lebih baik dari nasi,” ungkap Aan.
Tapi apapun yang terjadi di masyarakat, kami terus melakukan perbaikan. Terkait statement tadi itu hanya mindset. Kalau dilakukan tidak akan menjadi masalah, dan kesadaran masyarakat dan pemerintah harus sinergis untuk menangani ketahanan pangan ini.
“Pemerintah dan masyatakat harus sinergis dalam menangani ketahanan pangan dan gizi,” tutup Aan. (IY)