KabarTerkini

Adanya Tekanan di Sektor Hilir Menyebabkan Pertamina Mengalami Penurunan Pendapatan

biem.co – Terjadinya penurunan pendapatan, Direktur Keuangan PT Pertamina (Persero), Arief Budiman mengatakan perseroan akan melakukan revisi terhadap target perolehan laba di 2018 ini.

Arief mengatakan, hal tersebut merupakan akibat adanya tekanan di sektor hilir. Namun, ia masih belum mau menyebut apakah penurunan ini menyebabkan neraca perseroan defisit di bisnis hilir mereka.

“Ya turun, kami masih lihat kebijakannya seperti apa, mudah-mudahan secara total positif,” ujarnya saat dijumpai di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), dikutip dari CNBC, Selasa (24/7/2018)

Meski ada rencana revisi laba, Arief melanjutkan, perusahaan belum akan merevisi Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP). Perusahaan semula menargetkan laba terkumpul hingga US$ 2,4 miliar- US$ 2,5 miliar tahun ini.

“Tapi nanti kami lihat dampak kebijakan seperti apa, nanti kami hitung, dan kami mau revisi,” katanya.

Arief juga mengatakan, setelah kebijakan tersebut sudah dipastikan, pihaknya akan membeberkan kinerja keuangan perusahaan di semester 1 tahun ini. Pasalnya, saat ini masih ada diskusi dengan pemerintah, terkait ruang subsidi untuk ditambah.

“Belum finalisasi, dan kami masih tunggu itu,” tuturnya.

Jika merujuk pada Proyeksi Profil Keuangan Pertamina 2017-2022 yang dipaparkan pada Maret 2018 lalu di depan Komisi VII DPR, apabila mengacu pada harga minyak mentah Indonesia (ICP) dalam APBN 2018 yang sebesar US$ 48 per barel, maka harusnya Pertamina bisa mendapat laba sekitar US$ 2,4 miliar.

Di sisi lain, harga ICP saat ini sudah berkisar di US$ 70, maka laba yang diperoleh perusahaan akan susut menjadi US$ 1 miliar. Sehingga, harapannya saat ini adalah subsidi Solar dari pemerintah yang dinilai akan sangat membantu untuk kinerja keuangan Pertamina.

Sedangkan, melansir dari CNBC.id, di 2019, dengan asumsi ICP di US$ 60-70, maka perolehan laba Pertamina akan ada di kisaran US$ 600 juta – US$ 1 miliar.

Arief menegaskan bahwa, keuangan perusahaan saat ini masih terkendali dan tidak bangkrut.

“Dukungan pemerintah juga kuat, dan untuk jangka panjang investasi tidak ada yang kami batalkan. Untuk investasi hulu pun masih kuat,” papar Arief. (Iqbal)

Editor: Jalaludin Ega

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Back to top button