biem.co — Saat ini, masyarakat tengah dihebohkan dengan perdebatan mengenai produk susu kental manis (SKM). Persoalan ini kemudian menjadi pembahasan penting yang akhirnya melebar ke mana-mana.
Lalu, apa yang sebenarnya tengah terjadi di balik produk yang digemari banyak kalangan ini? Berikut yang telah biem.co himpun dari detik.com.
BPOM Keluarkan Surat Edaran
Pembahasan mengenai SKM disebut-sebut lantaran adanya surat edaran yang diberikan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tentang sejumlah larangan penggunaan SKM kepada para produsen, importir, distributor produk SKM, beserta analognya. Berikut isi dari surat edaran tersebut:
- Dilarang menampilkan anak-anak berusia di bawah 5 tahun dalam bentuk apa pun.
- Dilarang menggunakan visualisasi bahwa produk Susu Kental dan Analognya (Kategori Pangan 01.3) disetarakan dengan produk susu lain sebagai penambah atau pelengkap zat gizi. Produk susu lain antara lain susu sapi/susu yang dipasteurisasi/susu yang disterilisasi/susu formula/susu pertumbuhan.
- Dilarang menggunakan visualisasi gambar susu cair dan/atau susu dalam gelas serta disajikan dengan cara diseduh untuk dikonsumsi sebagai minuman.
- Khusus untuk iklan, dilarang ditayangkan pada jam tayang acara anak-anak.
Alasan dikeluarkannya surat edaran ini lantaran dipicu peristiwa yang terjadi di Sulawesi Tenggara. Dua orang anak diketahui diopname karena malnutrisi akibat selalu diberi asupan SKM.
Dalam wawancara pihak detik bersama ibu dari anak tersebut, dikatakan bahwa ibunya memberikan SKM tak memberi anaknya makanan utama, melainkan hanya mencekokinya dengan SKM. Dalam persepsi ibu tersebut, SKM bisa menjadi gizi yang baik bagi anaknya.
Istilah ‘Susu Kental Manis’
Usai adanya himbauan larangan penggunaan SKM, istilah ‘susu kental manis’ sendiri kemudian menjadi pertanyaan berbagai kalangan. Salah satu yang ikut memperdebatkan hal ini yaitu Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI).
Menurut Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi, terminologi dari susu kental manis sendiri patut dipertanyakan. Sebab, jika bicara perkara susu murni, susu sebenarnya tak memiliki rasa yang manis.
“Kalau kita lihat memang antara klaim di satu sisi dengan kandungan di sisi lain memang kurang relevan. Ketika disebutkan susu kental manis itu, kemudian image itu bagi konsumen adalah minum susu. Tapi dilihat kontennya tidak cukup representatif disebut susu. Lebih tinggi kandungan gulanya, sehingga kental manis itu yang dominan,” ujarnya.
Lantas, mengapa ada istilah susu kental manis?
Kandungan dalam Produk Susu Kental Manis
Kehebohan tentang susu kental manis ini kemudian menuai pendapat berbagai orang bahwa produk tersebut dinyatakan tidak baik bagi kesehatan, bahkan bisa membuat orang menjadi obesitas. Sebenarnya, apa, sih, yang terkandung dalam produk SKM itu?
Ternyata, SKM mengandung 320 kalori, 9 gram lemak, dengan 5 gram lemak jenuh dan gula sebanyak 54 gram per 100 gramnya. Selain itu, terkandung natrium sebesar 127 mg, kalium 371 mg, dan vitamin A dan C. SKM juga mengandung kalsium yang cukup tinggi, yakni 84 mg. serta ada sedikit protein, yakni 8 gram.
Dikatakan Dr Titi Sekarindah dari Rumah Sakit Pusat Pertamina Kebayoran Baru, SKM tidak boleh diminum secara rutin, terlebih lagi untuk mereka yang memiliki masalah diabetes.
Penjualan SKM Disetop
Kehebohan soal susu kental manis ini nyatanya juga berujung pada pemberhentian penjualan oleh Komisi IX DPR untuk sementara waktu sampai ada kejelasan terkait produk SKM ini. (HH)