BALI, biem.co — Beberapa hari belakangan ini, Gunung Agung yang terletak di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali, mengalami erupsi.
Letusan gunung api sendiri terjadi sejak Rabu (27/06) lalu, tepatnya pukul 22:00 WITA. Namun, erupsi pertama tersebut ternyata memberi dampak yang cukup besar sehingga menyebabkan erupsi terjadi secara berkelanjutan hingga Jumat (29/06) dini hari.
Gunung Agung masih terus mengeluarkan abu vulkanik dan kawah menyala api berwarna kemerahan. Dalam rilis yang dikeluarkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Indonesia, Gunung Agung terus mengalami erupsi beberapa kali.
Pada Senin (02/07) pagi hingga sore hari, terjadi erupsi kecil dengan tinggi abu vulkanik sekitar 1.000 meter hingga 2.000 meter di gunung tertinggi di Bali tersebut. Malam harinya, tepatnya pukul 21:04 WITA, kembali meletus dengan tinggi kolom abu teramati kurang lebih 2.000 meter di atas puncak.
Sebagaimana yang terekam dalam seismogram, erupsi terjadi secara Strombolian dengan suara dentuman. Lontaran lava pun pijar pun teramati ke luar kawah mencapai jarak 2 km.
Berdasarkan Pos Pengamatan, saat ini, diketahui Gunung Agung berada pada status level 3 (siaga). Pihak BNPB pun mengimbau agar masyarakat di sekitar Gunung Agung agar tidak melakukan aktivitas apapun di Zona Perkiraan Bahaya, yaitu di seluruh area di dalam radius 4 km dari kawah puncak Gunung Agung.
Selain itu, masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung diminta waspada akan potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi.
Kejadian ini pun sempat membuat puluhan penerbangan ke Bali ditunda. Meski begitu, Bandara Ngurah Rai sendiri masih beroperasi seperti biasa, meski sebelumnya sempat pula ditutup sementara. (HH)