biem.co — Akhir Januari lalu, para peneliti dan masyarakat awam menikmati euforia “Bulan Berdarah”. Berbagai tempat pun dijadikan sebagai lokasi berburu si Super Blue Blood Moon ini dan berlomba-lomba mendapatkan foto satelit Bumi saat dalam bentuk bulat sempurna dan berwarna merah. Hal ini tentu menjadi saat yang dinantikan, karena kemunculannya yang sangat langka. Sobat biem, mari kita simak penuturannya berikut ini.
Seperti dilansir dari nationalgeographic, bahwa pada 28 Juli mendatang, sebuah fenomena astronomi menarik ini akan kembali terjadi. Alasan mengapa kejadian alam ini sangat dinantikan, tentu karena keunikan bulan yang biasanya berwarna putih keabuan, akan berubah menjadi merah. Itu menjadi alasan mengapa kata blood (merah) berasal.
Super Blood Moon terjadi saat gerhana Matahari total dan warna merah yang tampak pada bulan sebenarnya berasal dari Matahari. Walau mengalami gerhana total, Bulan tidak akan terlihat gelap gulita. Bulan yang sedang berada di area umbra ini kemudian akan nampak kemerahan akibat cahaya frekuensi rendah Matahari yang dipantulkan tersebut.
Ketika cahaya Matahari masuk ke Bumi dan melewati atmosfer, cahaya dengan frekuensi tinggi (hijau, biru, dan ungu) akan dengan mudah dibiaskan oleh molekul atmosfer. Hal inilah yang menciptakan warna biru pada langit saat siang hari.
Sementara cahaya dengan frekuensi rendah, seperti cahaya kuning, oranye, dan merah akan dengan mudah menembus atmosfer Bumi. Cahaya ini akan “jatuh” lurus memasuki Bumi. Arah jatuh cahaya dan peran sedikit pembiasan akan mengubah arah cahaya frekuensi rendah ini ke arah umbra Bumi, bayangan inti yang berada di bagian tengah sangat gelap pada saat terjadi gerhana.
Keseluruhan proses gerhana diperkirakan akan terjadi selama 6 jam 13 menit dengan durasi puncak gerhana selama 1 jam 43 menit, yang berarti 40 menit lebih lama dari blood moon sebelumnya. Dengan durasi yang panjang ini, maka fenomena alam pada bulan Juli besok akan menjadi gerhana bulan total terlama sejak 18 tahun lalu.
Bagi Sobat biem yang tidak sempat menyaksikan atau mengabadikannya, kejadian ini akan terjadi pada 28 Juli. Proses gerhana bulan total ini sendiri akan mulai terjadi pada pukul 00.14 WIB.
Walau proses gerhana berjalan dengan durasi yang lama, sayangnya sebagian besar wilayah Indonesia saat itu diselimuti awan tebal, dan tidak dapat mengamati keseluruhan proses gerhana, hal ini terjadi karena bulan akan terbenam dalam keadaan gerhana. (rai)