biem.co — Sebagai mahluk sosial kita membutuhkan orang lain untuk bertahan hidup, sependiam apapun kita membutuhkan orang lain untuk sekedar bertukar pendapat dan berbagi cerita.
Terlebih untuk kita yang menekuni profesi tertentu sebagai pengusaha misalnya. Tentu menjaga koneksi yang bagus membuat sang pengusaha bertahan pada pekerjaannya tersebut. Namun, adakalanya kita membutuhkan jeda dari hiruk pikuk keramaian dan memiliki me time tersendiri.
Sebuah penelitian yang baru diterbitkan oleh seorang psikolog dari University at Buffalo, Julie Bowker mengungkapkan bahwa menghabiskan waktu sendirian dengan menarik diri dari lingkungan tak berarti selalu buruk. Justru, dirinya menambahkan kesendirian tersebut dapat mengasilkan suatu kreativitas.
“Ini terkait motivasi. Kita harus mengerti mengapa seseorang menarik diri dari sosial untuk memahami resiko serta manfaat yang terkait,” kata Bowker seperti dikutip dari nationalgeoghrapic.grid.id.
Hal yang terjadi selama ini jika kita menarik diri, akan kehilangan interaksi positif seperti menerima dukungan sosial, mengembangkan ketrampilan sosial serta manfaat lainnya. Dan ini menjadi efek negatif dari kesendirian tersebut.
Penelitian yang melibatkan 295 orang tentang menarik diri dari lingkungan sosial. Beberapa dari mereka mengaku menarik diri karena cemas yang membayangi ketika berinteraksi sosial dan takut tidak diterima di lingkungan sosialnya.
Sebagian besar alasan mereka menyendiri adalah mengerjakan apa yang mereka sukai seperti membaca buku atau mengerjakan pekerjaan di depan komputer mereka. Tentu kegiatan ini menjadi ‘obat’ untuk mereka yang penat akan pekerjaan yang menuntut banyak target.
Memberikan jeda dengan kegiatan tertentu menjadi hal positif yang harus dilakukan para pekerja daripada benar-benar ‘lari’ dari kehidupan nyata. Setelah jeda tersebut pikiran dan tubuh kita akan me-refresh diri dengan sendirinya dan bersiap lagi melanjutkan pekerjaan.
“Meskipun seseorang lebih banyak waktu sendirian bukan berarti kemudian mereka antisosial. Mereka tidak menolak untuk berinteraksi dengan berinteraksi secukupnya untuk dapat menikmati kesendirian itu. Dari situ mereka dapat berpikir kreatif dan mengembangkan gagasan baru,” imbuh Bowker.
Sementara menarik diri atas dasar malu dan menghindari interaksi sosial justru memiliki efek negatif terhadap kreativitas.
Bowker melanjutkan bahwa seseorang yang menarik diri dari kehidupan sosial karena takut dan cemas, belum mampu untuk menciptakan kreatifitas dan cenderung tak produktif. Hal itu terjadi karena pengaruh negatif yang berada dipikirannya.
“Namun, dengan temuan yang menghubungkan menarik diri dengan kreativitas, maka kami bisa katakan itu merupakan bentuk menarik diri yang berpotensi menguntungkan,” kata Bowker. (rai)