biem.co – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Utara mengungkapkan salah satu alasan sulitnya menemukan korban dan bangkai kapal, karena adanya arus bawah dan rimbunnya vegetasi di sejumlah titik Danau Toba. Sampai saat ini nasib 178 penumpang masih belum diketahui, lebih dari 48 jam sejak kapal tenggelam.
“Menurut pengetahuan masyarakat airnya juga mengalir di bawah danau. Sehari setelah tenggelamnya kapal, ombak sangat besar, jadi memungkinkan sekali (korban) terbawa arus ke sana kemari,” kata Kepala BPBD Sumatera Utara, Riadil Lubis, kepada wartawan BBC News Indonesia, Rafki Hidayat, Rabu (20/06).
Selain itu, Riadil menambahkan, lekukan-lekukan dan sejumlah tanaman di dalam danau dikhawatirkan membuat korban tersangkut atau tersembunyi sehingga sulit terapung.
Sepanjang Rabu, Tim SAR telah menemukan empat jenazah.
“Penemuan pada pukul 08:00, 10:40 dan 15:00. Sehingga total ada lima jenazah. Sementara korban selamat berjumlah 18 orang,” tutur Riadil.
Perlu diketahui, KM Sinar Bangun tenggelam pada Senin (18/06) sekitar pukul 17:15 WIB, saat berlayar dari Pelabuhan Simanindo, Pulau Samosir, menuju ke Tigaras, Kabupaten Simalungun.
Sejumlah korban yang menaiki kapal sedang berwisata menikmati libur lebaran. (IY)