biem.co – Ramadhan telah resmi meninggalkan umat muslim beberapa hari yang lalu. Berbagai stasiun televisi pada bulan suci menghadirkan berbagai konten religi yang kreatif. Mulai dari acara kultum menjelang berbuka, acara sahur berbalut komedi, hingga berbagai ajang keislaman yang penuh inspirasi. Salah satunya Hafidz Indonesia 2018 (HI 2018). Tahun 2018 ini, HI telah memasuki tahun ke 6 dan berhasil melahirkan 3 grand finalis pecinta al-Qur’an yaitu Aida, Muslim dan Aisyah. Sobat biem sudah kenal dengan mereka semua? Yuk, mari simak profil singkat mereka!
Pertama, ada Aida sang juara 1 asli Malang berusia 9 tahun. Orang tua Aida adalah seorang guru honorer. Aida telah hapal 12 juz dan ayahnya yang mengajar dan membimbing Aida murojaah. Setiap istirahat dan pulang sekolah Aida rajin mengulang dan menambah hapalannya. Aida merupakan anak yang berakhlak baik. Itu dibuktikan dari tujuan Aida menghapal Qur’an yaitu ingin mengangkat derajat orang tuanya. Di sekolah Aida sering diejek teman-temannya karena tidak memiliki rumah. Memang dirinya masih mengontrak dan belum meiliki rumah tetap. Walaupun diejek, Aida tetap semangat karena dia yakin walau dia belum bisa memiliki rumah dunia, Aida ingin memberikan rumah di akhirat untuk kedua orang tuanya.
Di setiap tantangan Aida selalu menyelesaikannya dengan telaten dan fasih. Tak heran dari 24 finalis, Aida dianugrahkan predikat Afshah yaitu terfasih bacaan Qur’an nya. Aida selama kompetesi HI 2018 berhasil mendapatkan 2 Pin Faidz yaitu pin yang disematkan, jika mendapatkan nilai tertinggi di setiap tantangan. Aisyah sebelum di hubungi oleh RCTI sempat bermimpi dipangku oleh Syekh Ali Jaber yang merupakan salah satu juri HI 2018. Dan hal itu membuat beliau terharu dan langsung memangku dan mendoakan Aida serta mencium tangannya. Walaupun sempat pesimis, Aida berhasil keluar sebagai juara 1 dan mendapatkan hadiah sebanyak 100 juta rupiah dan paket umroh sekeluarga. Masha Allah!
Kedua, ada Muslim dari Mekah sang Runner Up HI 2018. Mungkin sobat biem bertanya-tanya mengapa jauh sekali dari Mekah? Untuk tahun ini HI membuka juga pendaftaran untuk luar negeri dan Muslim salah satunya yang lolos. Muslim sempat tinggal di Kairo karena ayahnya yang melanjutkan studi di Universitas Al-Azhar. Lalu pindah ke Mekah saat ayahnya mendapat pekerjaan di maktab, saat usia Muslim 5 tahun. Saat itu pula Muslim mulai mengahapal Qur’an hingga sekarang saat usia 9 tahun hapalannya berjumlah 24 juz. Muslim sering mengulang hapalannya di Masjidil Haram. Walau Muslim tinggal di Mekah, Muslim mampu berbahasa Indonesia yang dibiasakan orang tuanya sedari kecil. Di sekolah pun Muslim selalu menjadi yang terbaik di kelasnya. Bahkan guru kelasnya berkata bahwa kelancaran hapalan Muslim, melebihi anak-anak yang sudah tinggal di Arab sedari kecil. Beda dengan finalis lainnya, Muslim tidak pernah ditemani orang tuanya di setiap episode. Saat datang ke Jakarta pun, Muslim dititipkan pada jamaah umroh yang hendak bertolak ke Indonesia. Karena Muslim sudah bertekad kuat untuk ikut ajang HI 2018, Muslim menjadi anak mandiri dan tidak cengeng dengan senyum yang selalu menghiasi wajah cerahnya.
Terakhir ada Aisyah Putri Al-Khansa, usia 8 tahun asal Baturaja. Telah hapal 9 juz Al-Qur’an. Ayahnya seorang PNS pararael. Hal tersebut yang membuat Aisyah dan keluarga hidup nomaden, berpindah-pindah dari semula di Jakarta, Palembang, Bontang, Baturaja, dan sekarang pindah ke Jambi. Sang ibu rela berhenti bekerja demi merawat Aisyah yang memang seorang anak yang pintar. Bacaan Al-Qur’an Aisyah selalu membuat para juri terkagum-kagum, karena tajwid dan kefasihan Aisyah yang selalu tepat. Tak heran Aisyah pun mendapat predikat Ajwad yaitu terbaik bacaan Qur’annya (tajwid). Lantunan Qur’annya pun sangat indah dan memiliki irama yang khas. Bahkan Aisyah mampu menirukan irama beberapa qari internasional dengan sangat indah. Berkat kemampuannya itu Aisyah rajin mengikuti berbagai lomba hifdzil Qur’an dan mendapatkan juara serta hadiah. Dan hadiahnya Aisyah tabung sehingga dapat berangkat umroh.
Begitulah sepenggal profil singkat tentang ketiga Grand Finalis HI 2018, semoga sobat biem mampu mengambil pelajaran sehingga semangat untuk terus mengkaji, menghapal dan mengamalkan Al-Qur’an. Khoirukum Man Ta’allamal Qur’an wa ‘allamah. Sebaik-baiknya dari kamu adalah mempelajari Qur’an dan mengamalkannya. Wallahu’alam Bisshowaab. (rai)