Inspirasi

STOP! Hangatkan Makanan Beresiko bagi Kesehatan.

biem.co – Rasanya ketika Ibu kita dirumah masak terlalu banyak dan masakannya tidak habis pada saat itu juga, menghangatkan kembali masakan merupakan alternatif yang digunakan banyak orang agar masakan yang disimpan dapat kembali dikonsumsi.

Termasuk di Bulan Ramadhan ini. Tak jarang, makanan buka puasa yang bersisa dihangatkan kembali pada waktu sahur.

Namun, tahukah Sobat biem, bahwa hal tersebut ternyata beresiko untuk kesehatan.

Hal serupa pun disampaikan oleh Konsultan Gastroenterologi Hepatologi PB-PABDI, Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD- KGEH, MMB, FINASIM, FACP yang tak menganjurkan hal tersebut.

Menurutnya, sejumlah pasien yang datang kerap batal puasa karena terkena diare, salah satu penyebabnya adalah karena mengkonsumsi makanan yang dihangatkan.

“Umumnya mencret. Karena makan makanan buka untuk sahur,” kata Dr. Ari dalam sebuah talkshow bersama Kalbe di Jakarta beberapa waktu lalu.

Namun, tak semua makanan yang dihangatkan berbahaya bagi kesehatan.

Ari menambahkan untuk menghangatkan makanan tentu masih diperbolehkan jika makanan berada pada kondisi-kondisi tertentu.

Salah satu caranya makanan yang akan dipanaskan dan dikonsumsi lebih dari enam jam harus disimpan di dalam kulkas dengan suhu rendah agar makanan tersebut tidak terkontaminasi kuman.

Selain itu makanan tersebut perlu dikemas dengan baik serta tidak asal taruh. Misalnya, makanan tak boleh bersebelahan dengan makanan mentah dan menyimpannya di dalam plastik dengan wadah yang terpisah dan makanan tersebut juga tak bisa terlalu lama disimpan dalam kulkas.

Setiap jenis makanan memiliki ketahanan yang berbeda. Namun, Ari meminta masyarakat lebih pandai memilih makanan yang akan dikonsumsi. Jika makanan dalam kulkas sudah berbau agak ‘asam’ atau basi, maka segera tinggalkan.

“Jadi kita mesti ingatkan juga, masyarakat pandai-pandai memilih saat mengkonsumsi makanan,” tuturnya.

So! Tetap jaga kesehatan, ya Sobat biem! ^_^(Iqbal)

Editor: Jalaludin Ega

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Back to top button