Inspirasi

Kultum Bersama Imam al-Ghazali: Kemuliaan Ilmu

“Allah mewajibkanmu untuk mengetahui apa yang wajib kau ketahui dan menunaikan apa yang wajib kau kerjakan, serta meninggalkan segala hal yang wajib kau tinggalkan.”

KETAHUILAH, KARENA ILMU dan amal diciptakanlah langit dan bumi beserta segala isinya. Allah swt. berfirman, “(Allahlah) yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kau mengetahui bahwa Allah Mahakuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.” (QS. ath-Thalaq [65]: 12)

Cukuplah ayat di atas menjadi dalil atas keutamaan ilmu dan kewajiban mencarinya, terlebih ilmu tauhid.

Allah swt. berfirman, Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS. adz-Dzariyat [51] : 56)

Cukuplah ayat ini menjadi petunjuk atas kemuliaan ibadah dan senantiasa melaksanakannya. Jadi, alangkah agung kedua hal ini karena menjadi tujuan diciptakannya dunia dan akhirat. Maka, hak seorang hamba agar tidak menyibukkan diri kecuali untuk keduanya; ilmu dan ibadah, serta tidak mengikuti selain keduanya. Namun, ilmu adalah hal yang paling mulia dari kedua mutiara ini, tetapi harus disertai ibadah. Jika tidak, ilmu akan sia-sia.

Pahamilah, adalah wajib untuk mendahulukan ilmu daripada ibadah. Hal ini karena dua alasan; pertama, agar ibadahmu menjadi sah dan benar; kedua, ilmu yang bermanfaat akan membuahkan takut dan segan kepada Allah dalam hati hamba. Takut dan segan ini akan melahirkan ketaatan dan mencegah maksiat atas taufik dan pertolongan Allah swt. Selain kedua hal ini, tak ada yang dituju oleh hamba dalam beribadah kepada Allah swt. Maka dari itu, engkau harus mencari ilmu yang bermanfaat.

“HAK SEORANG HAMBA AGAR TIDAK MENYIBUKKAN DIRI KECUALI UNTUK ILMU DAN IBADAH, SERTA TIDAK MENGIKUTI SELAIN KEDUANYA”

Pertama-tama, engkau harus mengetahui dan mengenal sesembahanmu, lalu menyembahnya. Bagaimana bisa kau menyembah Dzat yang tidak kau kenal Asma dan sifat-sifat Dzatnya, sifat wajib dan mustahil bagi-Nya. Atau barangkali engkau meyakini sesuatu dalam sifat-sifat-Nya dengan keyakinan yang tidak benar sehingga ibadahmu sia-sia.

Setelah itu, engkau dituntut untuk mengetahui kewajiban-kewajiban syariat yang wajib kau kerjakan agar dapat menunaikan apa yang telah diperintahkan. Engkau pun wajib mengenali larangan-larangan syariat yang harus kau tinggalkan supaya kau bisa meninggalkannya.

Ketahuilah, ilmu menjadi kewajiban setiap mukalaf itu ada tiga macam. Pertama, ilmu tauhid. Kewajibanmu adalah sejauh mengetahui dasar-dasar agama dan kaidah-kaidah akidah. Kedua, ilmu sirri, yaitu ilmu yang berhubungan dengan hati beserta peran-perannya, baik kewajiban maupun larangan.

Ketiga, ilmu ibadah lahiriah yang berkaitan dengan tubuh dan harta, kemudian, Allah mewajibkanmu untuk mengetahui apa yang wajib kau ketahui dan menunaikan apa yang wajib kau kerjakan, serta meninggalkan segala hal yang wajib kau tinggalkan.

Dengan demikian, engkau telah menunaikan semua yang diwajibkan Allah kepadamu sehingga jadilah kau ahli ilmu yang beramal. Dan, hanya kepada Allah tempat meminta pertolongan.

***

*) Naskah diambil dari buku “Taman Kebenaran; Sebuah Destinasi Spiritual Mencari Jati Diri Menemukan Tuhan” yang diterbitkan Turos. Terjemahan singkat dari Kitab Raudhatu ath-Thalibin wa ‘Umdatu as-Salikin karangan Imam al-Ghazali. Penerjemah: Kaserun AS. Rahman.



Editor: Jalaludin Ega

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Back to top button