KOTA SERANG, biem.co — Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik dan Ilmu Hukum (Fisipkum), Rabu (16/05), telah meluncurkan sebuah buku yang bertajuk “Negara Darurat Etika” yang bertempat di Aula lantai 6 dan dibuka oleh Ketua P2SM, Rektor, juga Dekan Fisip.
Acara yang dimoderatori oleh Fikri Habibi dan dihadiri oleh Wakil Rektor, Dekan-dekan fakultas, UKM, dan juga mahasiswa ini membahas mengenai proses kreatif pembuatan buku tersebut.
“Kenapa kami mengambil judul ini, karena adanya keprihatinan kami terhadap pelanggaran etika yang terjadi di sekitar kita. Selain itu, buku ini mengupas permasalahan-permasalahan yang ada dan pemberian solusi untuk pelanggaran-pelanggaran etika yang ada di sekitar kita,” ujar Budi Hasanah.
Baca Juga
Hamdan selaku Rektor Universitas Serang Raya juga memberikan sambutan dalam acara launching buku ini. Ia mengatakan bahwa negara saat ini memang sedang darurat etika dan seharusnya masyarakat melakukan introspeksi diri mengapa Indonesia bisa mengalami darurat etika.
“Mudah-mudahan ini sebagai contoh terbaik untuk fakultas yang lain. Dan semoga Fisipkum menjadi fakultas yang terus mengibarkan benderanya, karena bendera harus terus berkibar meski tanpa angin sekalipun,” harapnya.
Dekan Fisip, Abdul Malik, juga memberikan sambutan dan membahas sedikit mengenai proses dan latar belakang dibuatnya buku tersebut. “Penyakit akut negeri ini adalah sudah tidak adanya etika, baik itu etika hukum, etika sosial, ataupun etika politik sehingga tidak adanya tertib hukum, tertib sosial, dan tertib berpolitik,” terangnya.
Lanjutnya, beliau menambahkan bahwa buku “Negara Darurat Etika” ini sudah dipersiapkan selama enam bulan dan ditulis oleh 27 dosen di lingkungan Fisipkum, di antaranya Ade Zahran, Ahmad Sururi, Ahmad Zainuri, Suryana Sudrajat, Anissarizki, dan sejumlah penulis lainnya. Buku ini dieditori oleh Suryana Sudrajat.
“Ini adalah bentuk kolaborasi, bentuk bagaimana kita mendokumentasikan sebuah gagasan. Dan harapan kami bukan hanya sekedar menjadi kebanggan tetapi bisa menginspirasi unit kerja dan individu-individu yang lainnya,” pungkasnya. (red)