KabarTerkini

IPSI Banten Gelar Sarasehan Satukan Persepsi

KABUPATEN SERANG, biem.co – Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Banten menggelar acara Sarasehan. Kegiatan tersebut selain silaturahmi juga untuk mencari formula baru, mengingat sering terjadinya miskomunikasi antara pengurus cabang dengan pengurus provinsi terkait kejuaraan.

Acara Saresehan Jawara Banten dengan tema ‘Menggali Potensi Menuju Prestasi Banten Cemerlang’ di Hotel Flamengo, Kota Serang, Senin (14/5) kemarin.

Acara tersebut dihadiri ratusan peserta. Mereka semua berasal dari tiga unsur, yaitu perwakilan pengcab se-Banten dengan kuota masing-masing pengcab enam orang yang meliputi ketua, sekretaris, bidang prestasi, seni budaya, wasit, juri dan pelatih. Lalu ada 25 kasepuhan pencak silat dari Cimande, Bandrong, Terumbu, Aji Salam, Satria dan lain-lain. Selain itu, seluruh pengurus IPSI Banten.

“Kami kan ingin menyatukan persepsi semuanya. Makanya kami gelar Saresehan ini dan mengundang ketiga unsur tersebut,” papar Ketua Umum Pengprov IPSI Banten, Ajat Sudrajat.

Ajat yang juga sebagai Sekretaris Umum Koni Kota Serang menjelaskan bahwa dibuat konsep Saresehan, supaya silaturahmi serta pemaparan program kerja dapat dan sinergi antara kegiatan IPSI kab/kota dan provinsi dapat.

“Jadi kedepannya tidak ada lagi miskomunikasi. Contohnya, bila ada kejuaraan seperti U-21 digelar provinsi pada Oktober, kabupaten/kota menggelar seleksinya pada Agustus. Jadi yang dikirimkan atlet terbaik. Tidak seperti saat ini. Kejuaraan mulai duluan, seleksinya belakangan di kabupaten/kota. Itu kan tidak benar,” ucapnya.

Ajat juga menyampaikan, di Sarehan ini, semua peserta diberikan pengetahuan lebih terkait fokus pencak silat. Soalnya, saat ini, IPSI tidak hanya berpusat pada kategori tanding sebagai ukuran prestasi atlet. Tapi juga mengembangkan seni budaya.

Bahkan, akan digelar Kejurnas Festival Seni Budaya pada November mendatang di Kota Serang, yang memperlombakan tunggal, berpasangan, beregu sama bercerita.

“Jadi kami berikan pengetahuan tambahan dengan mendatangkan ahlinya dari Pengurus Besar (PB) IPSI Bidang Seni Budaya, Mas Joko. Soalnya, seperti goyangan Cimande itu tidak masuk itungan. Yang dinilai kaidah geraknya. Seperti tari. Maka dari itu, harus diberikan pemahaman,” tuturnya. (firo)

Editor:

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Back to top button