biem.co — Memasuki musim pancaroba, yang saat ini merupakan musim peralihan dari penghujan menuju kemarau, membuat sejumlah wilayah di Indonesia dilanda beberapa kejadian cuaca ekstrem belakangan ini. Seperti diketahui, hujan disertai puting beliung sempat menimpa Yogyakarta dan Minahasa. Tak hanya itu saja, beberapa wilayah di Kota Cilegon dan Kabupaten Serang pun terendam banjir akibat hujan deras, kemarin.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pun dalam laman resminya di bmkg.go.id, memberikan penjelasan tentang berkembangnya aktivitas cuaca signifikan tersebut, pada Kamis (26/04). Selain karena pengaruh dinamika cuaca lokal, Deputi Bidang Klimatologi BMKG Herizal menyebut aktivitas cuaca tersebut juga didukung oleh aktifnya aliran massa udara basah. Fenomena ini dikenal sebagai Madden Julian Oscillation (MJO).
Baca Juga
Diketahui, bahwa MJO merupakan fenomena gelombang atmosfer tropis yang merambat ke arah timur dari Samudera Hindia ke Samudera Pasifik. Saat ini, Herizal menuturkan bahwa fase basah MJO terpantau sudah berada di kuadran 4, di wilayah Benya Maritim Indonesia. Sehingga, mengakibatkan suplay uap air meningkat. Hal tersebut yang memicu pertumbuhan awan yang signifikan di sekitar wilayah di Indonesia.
Ditambahkan Herizal, MJO pulalah yang meredam suhu panas dan kering di beberapa daerah yang sudah memasuki musim kemarau. Meski begitu, ia menyebut musim kemarau tak berarti gagal atau tertunda.
“MJO diperkirakan aktif hingga awal Mei nanti. Setelah itu kondisi atmosfer akan kembali cenderung kering. Musim kemarau diperkirakan dominan di semua tempat di Pulau Jawa,” terang Herizal. (HH)