KOTA SERANG, biem.co – Seba Baduy selalu dinanti-nanti oleh masyarakat Banten, kahadirannya menjadikan Provinsi Banten terlihat di mata dunia bahwa Banten memiliki budaya yang terus dilestarikan dan dijaga dengan baik. Di tahun 2018 ini, prosesi budaya Seba Baduy tersebut akan digelar kembali di Serang, Banten mulai 20 – 22 April.
Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Banten (HMB) Jakarta, Adhia Muzakki, menyampaikan ucapan dukungan atas dihelatnya budaya Seba Baduy tersebut, agar terus dijaga dan dilestarikan seperti telah diwariskan oleh nenek moyang mereka dahulu.
“Prosesi Seba merupakan bentuk ketaatan masyarakat Baduy terhadap pemerintah, di mana esensinya untuk menjalin erat tali silaturahmi, khususnya antara masyarakat Baduy dengan pemerintah dan umumnya dengan warga Bante,” papar Adhia, kepada biem.co, di Sekretariat Perjuangan HMB Jakarta, Jumat (20/04).
Selain itu, imbuh Adhia, melihat kehidupannya secara langsung, masyarakat Baduy masih memegang erat budaya gotong royong serta yakin akan kehidupan alam yang memiliki pengaruh besar terhadap keberlangsungan hidup.
“Dengan prinsip hidup Gunung teu meunang dilebur, Lebak teu meunang diruksak, lojor teu meunang dipotong, pendek teu meunang disambung, yang masih erat dipegang, masyarakat Baduy dapat menjalani hidup rukun dengan tetap menjaga dan melestarikan alam,” jelas Adhia.
Adhia menambahkan, prinsip hidup masyarakat Baduy patut kita apresiasi, karena dengan dijaganya alam, baik gunung, air, dan segala sumber kehidupan, semuanya akan terasa bermanfaat.
“Filosofi hidup sederhana masyarakat Baduy patut kita apresiasi dengan mengikat erat tali silaturahmi dan hidup bergotong royong menjaga kelestarian alam dan lingkungan sekitar kita,” seru Adhia.
HMB Jakarta, saat memberikan bantuan kepada masyarakat Baduy. (Foto: awd).
Lebih lanjut, Adhia memberikan saran serta pesan kepada pemerintah bahwa acara ini akan menjadi daya tarik dan perhatian dunia Internasional, bahkan Banten punya kearifan lokal budaya tersendiri, tradisi yang begitu kental, efek dominonya akan menjadi daya tarik wisatawan dan akan berdampak signifikan terhadap perekonomian masyarakat Banten.
“Pesan saya, untuk pemerintah, baik daerah maupun provinsi agar setia selalu memberikan support terhadap masyarakat Baduy dengan cara menjaga dan melestarikan alam. Juga memberi perhatian penuh supaya masyarakat Baduy merasa dirangkul dan diakomodir segala kebutuhannya,” tutup Adhia.
Diketahui, Seba Baduy atau upacara tahunan merupakan agenda rutin tahunan yang selalu dijalankan oleh masyarakat Baduy. Tradisi ini dilakukan sebagai rasa syukur masyarakat Baduy atas hasil panen raya Seba Baduy dengan cara jalan kaki ratusan kilo meter dari pedalaman Rangkasbitung pada 20-22 April mendatang. Di mana, 2 ribu warga Baduy akan mendatangi Abah Gede (kepala daerah) mulai dari Bupati Lebak, Bupati Pandeglang, Serang, dan Gubernur Banten. (awd/red)