biem.co — Hari Kiamat, hari yang digambarkan sebagai musnahnya seluruh isi kehidupan, memang tak pernah lepas dari perhatian dunia. Barangkali, tanda-tanda kecil hari tersebut kerap dirasakan beberapa kali. Beberapa film Holywood pun pernah memvisualisasikan apa yang kelak terjadi pada akhir zaman ini, salah satunya adalah film “The Day After Tomorrow”.
Film yang dirilis pada tahun 2004 ini, menceritakan tentang global warming yang mengakibatkan jatuhnya Atlantic Meriodinal Overtuning Circulation (AMOC), yakni arus besar di lautan Atlantik. Di mana kejadian tersebut mengantarkan bencana besar seperti tornado, banjir, dan membekunya belahan bumi Utara.
Ternyata, penggambaran bencana dalam film tersebut—menurut para peneliti—memiliki kemungkinan menjadi kenyataan. Pasalnya, dua penelitian baru yang telah diterbitkan dalam jurnal ilmiah “Nature”, mengungkapkan soal melemahnya sirkulasi arus Samudra Atlantik.
Seperti yang dilansir dari Independent, kedua studi yang baru dipublikasikan ini, menunjukkan bahwa sistem sirkulasi air terbesar di Bumi yang dikenal sebagai AMOC tersebut mengalami pelemahan yang signifikan. Selain itu, penelitian tersebut juga menunjukkan perubahan yang sebelumnya diprediksi dalam simulasi teknologi akan terjadi di masa depan, ternyata sebenarnya sedang terjadi sekarang.
“The Day After Tomorrow adalah visualisasi bencana serupa yang sangat ekstrim. Tetapi, di balik film itu, terdapat ilmu yang menjelaskan bahwa melemahnya sirkulasi Atlantik yang parah—telah terjadi di masa lalu dan zaman es terakhir terjadi beberapa kali,” ungkap Dr. David Thornalley, seorang Ilmuwan Iklim di University College London, seperti yang dikutip dari Independent.
Lebih lanjut, David menerangkan bahwa fluktuasi AMOC akan berdampak pada perubahan iklim utama, termasuk permulaan dari zaman es terakhir. Namun, ia menyebut bahwa prediksi ini masih bersifat lemah, karena para Ilmuwan tersebut hanya menunjukkan 5 persen kemungkinan bahwa AMOC bisa runtuh pada tahun 2100.
Akan tetapi, David mengatakan bahwa pelemahan arus Atlantik ini tetap menjadi perhatian. Ketika AMOC melambat, lanjutnya, badai musim dingin akan menyeluruh di Eropa, begitu juga dengan gelombang musim panas. Selain itu, David juga menyebutkan bahwa akan terjadi peningkatan permukaan laut di Pantai Timur Inggris—yang mana peningkatan keseluruhan suhu laut akan memengaruhi kehidupan laut di Atlantik.
“Ini mungkin akan terjadi, tetapi seberapa besar bencana tersebut, bergantung pada seberapa parah AMOC melemah,” tuturnya. (HH)